"Setelah pembangunan inftrastruktur, tekad pemerintah adalah menjadikan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas utama," ujar Kuntoro dalam keterangan tertulis, Senin (15/7/2019).
Untuk itu, kata Kuntoro, pemerintah terus menyelenggarakan berbagai kegiatan bimbingan teknis, serta mendistribusikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk membantu meningkatkan produktivitas petani. Menurut Kuntoro, pola ini akan mempermudah generasi muda supaya bisa mengendalikan mesin tanpa harus berkubang dengan lumpur. Di sisi lain, upaya ini secara perlahan telah membuka mata banyak orang terhadap profesi petani.
"Upaya ini telah mempunyai landasan hukum dengan adanya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Program ini yang nantinya membangkitkan potensi petani bersama lahannya," katanya.
Erizal juga mengatakan bahwa dalam tataran praktis, upaya ini dilakukan dalam bentuk pengembangan korporasi petani yang dilaksanakan bersama Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18/Permentan/RC.040/4/2018 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani. Implementasi mekanisasi ini salah satunya adalah melalui lahirnya program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) yang telah menggunakan korporasi agar dapat memaksimalkan potensi yang ada.
"Beberapa waktu lalu citra petani masih digambarkan suram, yaitu kelompok produktivitas rendah, bekerja di tempat yang kotor serta sangat lekat dengan kemiskinan. Tapi melalui mekanisasi dan standardisasi semuanya berubah menjadi lebih keren. Seperti kata Pak Menteri, bahwa pekerjaan sebagai petani adalah profesi mulia yang bisa membawa pelakunya hidup sejahtera. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar orang terkaya di Indonesia basis usahanya adalah pertanian," ujar Erizal.
Adapun Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Luthfi Fatah mendukung upaya pemerintah dalam mentransformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Menurutnya, langkah tersebut sangat tepat untuk mempengaruhi minat anak muda agar terjun langsung ke sektor pertanian.
"Bonus demografi ini adalah peluang yang sangat bagus jika dibarengi dengan pengelolaan sumber daya manusianya. Dalam hal ini, programnya Pak Menteri soal mekanisasi sangat bagus dan membuka mata anak muda," katanya.
Meski demikian, Luthfi menambahkan bahwa mekanisasi yang ada harus diikuti dengan inovasi baru untuk membangkitkan jiwa usaha. Berdasarkan riset yang dikembangkannya, Lutfi menemukan jiwa usaha anak muda sangat kurang sehingga harus dikembangkan agar bangkit.
Simak Video "Ekspresi Jengkel Jokowi soal Subsidi Pupuk yang Besar Tak Buahkan Hasil"
[Gambas:Video 20detik]
(prf/hns)