Penambahan utang baru itu tertuang dalam prognosis APBN 2019 di semester kedua. Prognosis itu sudah disahkan oleh Badang Anggaran (Banggar) DPR RI.
"Prognosis pembiayaan utang diperkirakan mencapai Rp 193,4 triliun," kata Anggota Banggar Iskandar Syaichu saat membacakan laporan Panja APBN 2019 Prognosis Semester II 2019 di gedung DPR, Jakarta, Senin (22/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dibandingkan dengan target awal utang pemerintah dalam APBN 2019 mencapai Rp 359,3 triliun.
Memang, dalam prognosis APBN 2019 semester kedua defisit APBN diperkirakan mencapai Rp 310,81 triliun atau 1,93% dari PDB. Angka ini lebih tinggi dibanding dalam APBN 2019 sebesar Rp 296,00 triliun atau sebesar 1,84% dari PDB.
Sri Mulyani pad 16 Juli 2019 menerangkan tentang defisit APBN 2019 yang meningkat. Menurutnya defisit itu masih dalam batas wajar.
"Jadi untuk 1,93% dari GDP kalau dilihat dari defisitnya memang dibandingkan Rp 296 triliun ke Rp 310,8 triliun namun dari sisi issuance kan Rp 296 triliun terhadap pembiayaan ke Rp 310,8 triliun jadi tidak masalah, tidak terlalu terjadi deviasi dari sisi pembiayaan yang menimbulkan persoalan yang signifikan dalam pembiayaan dari defisit kita yang meningkat lebih sedikit dibandingkan UU APBN," ujarnya.
(das/fdl)