Target pertumbuhan ekonomi di 2019 meleset dari proyeksi awal 5,3%. Pemerintah dalam prognosis APBN 2019 semester kedua memperkirakan pertumbuhan ekonomi 5,2%.
Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira menerangkan, memang untuk keluar dari jebakan ekonomi kelas menengah cukup dengan mencapai pertumbuhan ekonomi di 5,2%. Menurutnya itu menjadi salah satu alasan pemerintah.
"Jadi jangan karena gagal menstimulus ekonomi khususnya ekspor dan investasi kemudian hanya puas dengan pertumbuhan 5%-an dan alibi untk peningkatan kualitas ekonomi," ujarnya kepada detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buktinya 5 tahun kita tumbuh stagnan di 5% tapi indikator kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran hanya turun tipis," ujarnya.
Menurutnya, program-program sosial yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas ekonomi belum maksimal.
"Aggaran bansos, dana desa, pendidikan dan kesehatan sudah besar tapi efeknya kan tidak signifikan ke perbaikan kualitas ekonomi. Harus jadi evaluasi bersama, jangan wacana mendorong angka pertumbuhan yang tinggi di-vis a vis-kan dengan kualitas pertumbuhan," tutupnya. (das/ang)