Jakarta -
Berita terpopuler detikFinance Rabu (31/7/2019) adalah nasib BPJS Kesehatan di tangan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sri Mulyani mengaku siap kembali menyuntikkan modal kepada BPJS Kesehatan yang berpotensi defisit sebesar Rp 28 triliun hingga akhir 2019. Hanya saja, Sri Mulyani memberikan syarat bagi BPJS Kesehatan untuk mendapatkan suntikan modal. Syaratnya adalah perbaikan sistem secara menyeluruh.
"Kalau pemerintah akan turun tangan lakukan injeksi harus diyakinkan bahwa itu menjadi trigger bagi perbaikan sistem," kata Sri Mulyani di gedung BI, Jakarta, Selasa (30/7/2019).
Selain soal BPJS Kesehatan, berita terpopuler lainnya adalah calon pembeli cuek rumah DP Rp 0 gagasan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersebelahan dengan TPU Pondok Kelapa. Mau tahu informasi selengkapnya? Baca berita terpopuler detikFinance berikut ini:
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi sosok penentu bagi BPJS Kesehatan yang dilanda kabar tidak sedap. BPJS Kesehatan diproyeksi bakal tekor Rp 28 triliun hingga akhir 2019.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun mengaku akan menyelesaikan persoalan defisit tersebut dengan menyuntikkan modal. Hanya saja, hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Sri Mulyani memberikan segudang syarat kepada BPJS Kesehatan demi mendapatkan pertolongan pemerintah. Apa saja syaratnya? Simak selengkapnya di sini:
'Hidup Mati' BPJS Kesehatan di Tangan Sri MulyaniRumah DP Rp 0 yang dicanangkan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan berlokasi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Rumah susun yang diberi nama Samawa tersebut lokasinya tepat bersebelahan dengan Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa.
Salah satu warga Jakarta yang lolos ke tahap permohonan kredit rumah DP Rp 0, Santoso dan Kartika sungguh menantikan rumah DP Rp 0 Anies. Pasalnya, selama ini mereka kian berpindah tempat tinggal. Sehingga, tak masalah meski lokasi rumah DP Rp 0 ini bersebelahan dengan TPU. Mereka pun dulu pernah mengontrak dekat dengan makam.
Lalu, bagaimana tanggapan para calon penghuni? Apakah merasa terganggu atau cuek saja bersebelahan dengan kuburan? Baca selengkapnya di sini: Rumah DP Rp 0 Anies Samping Kuburan, Calon Pembeli Cuek
Heboh 4 Unicorn Kebanggaan Jokowi Diklaim Milik Singapura
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sejumlah kesempatan membanggakan Indonesia memiliki empat unicorn, atau perusahaan rintisan (startup) yang valuasinya di atas US$ 1 miliar. Unicorn yang dimaksud adalah Gojek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.
Sayangnya, kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong keempat unicorn itu diklaim bukan milik Indonesia berdasarkan riset Google dan Temasek.
Keempat unicorn tersebut oleh Google dan Temasek diakui sebagai milik Singapura.
"Kalau kita lihat riset oleh Google dan Temasek yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi digital Asean, malah empat unicorn kita diklaim sebagai unicorn mereka (Singapura)," kata Lembong dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (30/7/2019).
Di riset tersebut, Indonesia dinyatakan sama sekali tidak memiliki unicorn. Sementara Singapura tercatat memiliki empat unicorn yang selama ini diketahui milik Indonesia.
"Di laporan disebutkan Indonesia ada nol dan Singapura empat (unicorn)," sebutnya.
Heboh, Tom Lembong Ralat soal Unicorn Diklaim Singapura
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyebut 4 unicorn, Tokopedia, Gojek, Bukalapak, dan Traveloka, diklaim milik Singapura. Pernyataan itu disampaikan Thomas Lembong dalam pengumuman capaian investasi semester I-2019 di Kantor BKPM, Jakarta.
Menurut pria yang biasa disapa Tom Lembong itu informasi tersebut diperoleh dari riset Google dan Temasek.
"Kalau kita lihat riset oleh Google dan Temasek yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi digital ASEAN, malah 4 unicorn kita diklaim sebagai unicorn mereka (Singapura)," kata Lembong dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (30/7/2019).
Pernyataan Tom Lembong ini pun menuai respons dari unicorn tersebut. Tokopedia menyatakan tidak memiliki perusahaan induk di negara lain.
Sementara Gojek buka suara menegaskan identitasnya sebagai perusahaan Indonesia. Menanggapi berbagai jawaban tersebut, Tom Lembong memberi klarifikasi lewat akun Twitter resminya @tomlembong
"Maaf & ralat: tokopedia dan bukalapak sudah klarifikasi ke saya, gojekindonesia sudah klarifikasi ke publik: mereka tidak pakai induk perusahaan di Singapura, tapi sepenuhnya PT PMA di Indonesia," ujar Tom Lembong lewat akun Twitternya.
Mantan Menteri Perdagangan itu mengakui terlalu jauh mengomentari hasil riset Google dan Temasek.
"Saya bicara terlalu jauh, mengomentari bahan Google-Temasek ini," kata Tom Lembong.
Anda pernah menemukan sebuah produk lalu berpikir keras kegunaannya untuk apa, dan hasilnya malah makin bingung? Ini adalah contoh produk-produk seperti itu: 8 Produk Tiada Guna yang Beredar di Pasaran
Halaman Selanjutnya
Halaman