Enggar mengatakan, dalam rapat tersebut kedua pihak membahas mekanisme penekanan impor komoditas dengan meningkatkan ekspor.
"(Tadi rapat) soal ekspor. Jadi bagaimana menekan impor, itu untuk semuanya dan kemudian dari potensi ekspor kita ke China di tengah kondisi ini juga, dan RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership/Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional) laporkan ke Pak Menko" ungkap Enggar usai menghadiri rapat dengan Darmin, Senin (5/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan menuturkan, pemerintah tengah berupaya meningkatkan ekspor. Namun, perlu ada beberapa mekanisme ekspor RI yang perlu diperbaiki.
"Ya ditingkatkanlah (ekspornya). Ekspor ada banyak komoditas-komoditas yang harus mulai dilihat kembali. Bukan produksinya, tapi mekanismenya saja di kita yang harus diperbaiki," papar Oke yang juga hadir dalam rapat bersama Darmin.
Namun, Oke belum mau membeberkan komoditas apa saja yang mau diekspor atau diutamakan.
"Saya belum bisa bicara, belum bisa saya kemukakan. Nanti itu Pak Menteri (Darmin) saja yang bicara," ucap Oke.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Agro Abdul Rochim mengatakan, ada banyak komoditas yang berpotensi ekspor. Namun, dalam industri agro sendiri yang saat ini paling berpotensi ekspor adalah turunan kelapa sawit. Akan tetapi, kendalanya masih dalam harga yang dinilai cukup tinggi.
"Ada banyak, kalau industri agro sendiri yang potensi siap ekspor kan, sebenarnya ini salah satu kan yang potensi turunan sawit. Tapi kan harganya saat ini mahal. Ya kita perlu upaya itu," ungkap Abdul.
(dna/dna)