Para driver ojol justru menepis hal ini. Memang mereka setuju dengan penetapan tarif yang sesuai aspirasi driver, namun ada satu hal yang masih disoroti para driver. Apa itu?
Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksana mengatakan bahwa meski naik tarif, pendapatan belum tentu naik. Penyebabnya, kata Igun adalah membludaknya driver ojol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, karena terlalu banyaknya jumlah driver pembagian order ke para driver jadi kurang merata menurut Igun. Alhasil, pendapatan driver banyak yang belum memenuhi target.
"Karena kebanyakan driver, pemerataan order jadi kurang merata. Kalau digaris rata-rata pendapatan kita nggak memenuhi target, karena persaingan makin ketat," jelas Igun.
Igun sendiri mengatakan para driver sudah cukup tercapai aspirasinya dengan tarif yang berlaku sekarang.
"Untuk tarif oke lah kita rasa cukup, sementara ini masih mengakomodir aspirasi kita. Karena kita juga tetap melihat kemampuan masyarakat kan kalau tinggi-tinggi pun nanti pada nggak mau naik," jelas Igun.
Igun menyampaikan, para driver meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatur mengenai pembatasan dan penerimaan driver ojol di tiap daerah.
"Kita minta Kemenhub atur penerimaan kuota jumlah pengemudi pada setiap daerah. Diharapkan ya diatur moratorium pembatasan jumlah kuota pengemudi," tegas Igun.
(eds/eds)