"Ekspor komoditas pertanian asal Samarinda terus kami gencarkan. Selain (PKE), hari ini juga diekspor komoditas primadona Kalimantan Timur, hasil olahan kayu Veneer Kruing sejumlah 67,1627 m3 senilai Rp 602 juta tujuan India dan beberapa komoditas lainnya," ungkap Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Agus Sunanto dalam keterangan tertulis, Jumat (9/8/2019).
Agus menuturkan bahwa sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penghasil rempah di Kalimantan. Namun seiring berkembangnya waktu, Pulau Kalimantan menjadi penghasilan kayu terbanyak di Indonesia. Oleh karena itu, hasil olahan kayu masih tetap menjadi primadona ekspor di Kalimantan Timur hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ke depan, ia mengajak para investor industri olahan untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan mengolah lada menjadi bentuk jadi, minimal setengah jadi. Dia berharap hasil olahan tersebut bisa memberikan nilai tambah untuk masyarakat.
Karantina Pertanian Samarinda sebagai Unit Pelaksana Teknis Barantan berperan tingkatkan akselerasi ekspor. Salah satu caranya yaitu dengan memberikan layanan tercepat dan fasilitasi Phytosanitary Certificate (PC).
"Dengan dukungan Karantina Pertanian Samarinda dalam akselerasi ekspor produk pertanian dalam bentuk pelayanan cepat dengan Service Level Agreement 1 jam hingga 1 hari dengan pelayanan 24 jam 7 hari kerja ini diharapkan dapat meningkatkan akselerasi ekspor dari Kalimantan Timur hingga 200% dari tahun sebelumnya," tambahnya.
Berdasarkan data sistem IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System), sepanjang 2018 ada 266 kali ekspor dengan total nilai ekspor mencapai Rp 82,42 miliar. Sedangkan periode Januari hingga Juli 2019, tercatat total nilai ekspor telah mencapai Rp 57,21 miliar.
Kepala Karantina Pertanian Samarinda, Agus Sugiyono, mengungkapkan bahwa Kalimantan Timur memiliki beragam komoditas pertanian unggulan untuk diekspor.
"Di Kalimantan Timur berbagai komoditas unggulan seperti hasil karet olahan, produk kayu olahan seperti plywood, moulding, veneer kruing, lada biji dan produk olahan turunan kelapa sawit telah rutin di ekspor ke berbagai negara seperti Tiongkok, Vietnam, Myanmar, India, Taiwan, dan bahkan hingga ke Amerika Serikat," jelasnya.
Dia menambahkan, terdapat beberapa komoditas pertanian dan bahan asal hewan yang memiliki potensi ekspor dari Kalimantan Timur. Namun hingga saat ini komoditas tersebut belum dapat diekspor langsung dari Samarinda.
Komoditas-komoditas pertanian tersebut, antara lain pisang kepok asal Kecamatan Kaliorang Kutim, nanas sarikaya asal Kecamatan Palaran, sarang burung walet asal Samarinda, Kutim dan Kubar serta taring babi asal Kubar.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Samarinda yang diwakili Asisten II, Endang Liansyah menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Samarinda mendukung penuh adanya program akselerasi ekspor yang digalakkan Kementan melalui Barantan.
Pihaknya juga menyambut baik ajakan untuk mengundang lebih banyak investor industri olahan. Khususnya untuk mengolah produk-prosuk pertanian asal Samarinda.
Endang menambahkan, dengan adanya fasilitas penerbangan langsung dari Samarinda melalui Bandara APT. Pranoto ini, diharapkan komoditas potensial tersebut dapat menjadi komoditas ekspor langsung dari Samarinda.
Barantan dan seluruh jajaran unit kerjanya lakukan terobosan dan percepatan layanan guna mendongkrak ekspor. Hal ini Sejalan dengan arahan Presiden Jokowi melalui Menteri Pertanian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
(mul/ega)