Curhat Putra Orang Terkaya RI Rawat dan Besarkan Warisan Bisnis

ADVERTISEMENT

Wawancara Khusus Anak Bos Mayapada

Curhat Putra Orang Terkaya RI Rawat dan Besarkan Warisan Bisnis

Vadhia Lidyana - detikFinance
Sabtu, 10 Agu 2019 14:49 WIB
Foto: Vadhia Lidyana
Jakarta - Jonathan Tahir adalah anak Dato Sri Tahir yang merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan US$ 4,5 miliar atau setara dengan Rp 63,8 triliun (kurs Rp 14.200). Jonathan adalah anak laki-laki satu-satunya.

Ternyata, menjadi anak orang terkaya tak selalu manis. Jonathan pun memiliki banyak tantangan ketika membawa nama sang ayah, yang merupakan pendiri Mayapada Group dan Tahir Foundation.

Jonathan pernah beberapa kali menghadapi orang-orang yang memandangnya sebagai anak dari orang terkaya di Indonesia dan mudah dalam memperoleh berbagai hal, seperti memiliki jalur instan dalam kehidupannya. Namun, menurutnya ia pun memiliki berbagai kesulitan yang tak diketahui orang lain.

"Pastinya saya pernah menghadapi hal itu (diremehkan oleh orang lain). Tapi ya kita tahu bahwa setiap orang pasti ada kesulitan dan tantangan sendirilah. Dan saya pun sebagai anak Pak Tahir pasti ada tantangan juga. Tapi semua orang itu berusaha. Tidak ada orang yang sudah diberikan semuanya di hari pertama, kan harus ada usaha juga," ungkap Jonathan ketika ditemui detikFinance, di Mayapada Tower, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Ia mengatakan, membawa nama sang ayah ataupun nama Mayapada Group dapat membuka jalur misalnya dalam bisnis. Namun, ketika sudah berada di dalam bisnis tersebut, nama bukanlah segalanya. Ia pun harus membuktikan bahwa atas usahanya sendiri ia mampu mensukseskan bisnis tersebut.

"Jadi saya lihat itu nama Mayapada bisa membuka pintu. Tapi untuk kita bisa masuk dan bisa sukses dalam ruangan itu, ya kita harus bisa, harus bisa menjalankan sendiri, tidak sekadar nama," terang Komisaris Utama dari Mayapada Healthcare tersebut.


Ia pun pernah merasa gugup ketika diberi tanggung jawab besar oleh ayahnya. Di kala berusia 22 tahun, Jonathan sudah memikul beban yang cukup berat di pundaknya.

"Pasti bebannya besar. Karena satu adalah Pak Tahir, beliau mempercayakan banyak hal kepada saya. Jadi hal pertama itu tanggung jawab yang lumayan besar. Waktu itu pun saya baru berusia 22 tahun. Saya sangat nervous, stress karena tanggung jawabnya besar sekali," ungkap Jonathan.

Menurutnya, hal terberat ketika menjadi salah satu tumpuan di Mayapada Group yakni menjaga bisnis keluarganya ini tak hanya stagnan, tapi terus tumbuh.

"Saya pikir tantangan terbesar itu saya harus memastikan bahwa Pak Tahir ini kan sudah achieve berbagai hal. Tugas saya itu satu adalah, pasti saya tidak boleh membuat perusahaan ini berada di bawah daripada apa yang saya terima. Itu satu. Kedua menurut saya bukan hanya cukup untuk menjaganya. Otomatis hal terberat adalah untuk bagaimana bisa menumbuhkan lagi. Kalau kita mendapatkan sesuatu dan kita taruh di bawah tanah kan aman saja, tapi bisnis kan tidak bisa ditaruh bawah tanah. Bisa saja turun. Jadi otomatis hal yang tersulit bagi saya adalah memastikan bagaimana Mayapada Group itu terus berkembang, bukan hanya stagnan," beber ayah dari tiga anak tersebut.

Meski begitu, menurutnya sebagai anak orang terkaya memberinya kesempatan untuk menolong orang lain, seperti apa yang ayahnya ajarkan selama ini.

"Kalau orang kaya pasti banyak. Tapi mungkin saya bilang Pak Tahir adalah orang yang mampu. Saya pikir ini satu adalah bagus karena ini bisa memberikan kita oportunity atau kesempatan untuk melakukan berbagai hal yang memberikan dampak positif kepada Indonesia. Jadi saya pikir sebagai orang yang mampu itu bisa memberikan kita sebuah platform untuk berbuat sesuatu dalam kebaikan. Kita diberikan sesuatu itu ya kita harus melakukan kebaikan. With great power comes great responsibility," pungkas Jonathan.



Simak Video "Orang Terkaya di Dunia versi Bloomberg: Bos LVMH, Bernard Arnault"
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT