Lily Adaliyah, pemilik Wow Salon & Butik yang berlokasi di Kalibata, Jakarta Selatan mengungkapkan, pesanan baju adat yang ia terima lebih banyak di HUT Ke-74 RI. Selisih peningkatan pesanannya dengan Hari Kartini bisa sekitar 30%.
"Kalau dibandingkan dengan Kartini, pesanannya lebih banyak di 17an ini. Kalau Kartinian peningkatannya 50%. Kalau sekarang sudah meningkat 50% tapi bisa sampai 80%," tutur Lily ketika dihubungi detikFinance, Rabu (14/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sewa Pakaian Adat Diburu Jelang 17 Agustus |
Lalu, Lily menuturkan dari omzetnya juga ada perbedaan. Di Hari Kartini kemarin omzet yang ia terima sekitar Rp 60 juta. Sedangkan, di perayaan HUT RI kali ini ia sudah menerima omzet Rp 50 juta dan diprediksi hingga akhir bulan tembus Rp 100 juta.
"Kalau Kartinian kemarin sekitar Rp 60 juta ya kurang lebihnya. Kalau sampai tanggal ini sudah sekitar Rp 50 juta (omzetnya). Kemungkinan sampai tanggal 28 Agustus meningkat lagi, ada tambahan lagi, prediksinya sih sekitar Rp 100 juta," papar Lily.
Lily mengungkapkan, di perayaan HUT RI ini pesanannya meningkat signifikan karena adanya upacara. Sedangkan, di Hari Kartini tak ada upacara dan biasanya pakaian adatnya disewa untuk layanan customer service di perusahaan. Di perayaan HUT RI kali ini pun, ia kebanjiran pesanan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; juga dari Departemen Perindustrian; Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan juga Kementerian Sekretariat Negara.
"Kalau 17an ramai karena ada upacara-upacara dan pakai baju adat. Kalau Kartinian kan tidak ada, kebanyakan itu untuk customer service yang pakai. Sekarang ini saya sudah dapat pesanan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Departemen Perindustrian; Kemenkumham; dan Kemensetneg," terangnya.
Berbeda dengan Lily, Ernawati yang merupakan pemilik salon penyewaan pakaian adat, Nadhia Salon di Kota Depok, Jawa Barat mengungkapkan pesanan baju adatnya lebih banyak ketika perayaan Hari Kartini. Bahkan, saking banyak pesanannya, ia tak bisa lagi melayani pesanan dadakan. Di Hari Kartini tersebut, pesanan sewa baju adat sudah ia terima sejak 2-3 bulan sebelumnya.
"Kalau 17an dibandingkan dengan Kartini, masi banyak Kartini. Pemesanan kalau Kartini itu 2-3 bulan sebelumnya sudah bayar DP. Karena sejak saya online ini meningkat banget, sampai kewalahan saya. Ada beberapa yang saya tolak. Karena Kartini kemarin itu dari sekitar 1.000 baju adat kita saja sudah hampir habis yang disewa," terang Erna kepada detikFinance.
Dari segi omzet pun ada perbedaan, di Hari Kartini bulan April lalu, ia memperoleh omzet lebih dari Rp 40 juta atau menyentuh sekitar Rp 50 juta. Sedangkan, di bulan Agustus ini Erna baru menerima omzet sekitar Rp 25 juta hingga hari ini. Ia juga memprediksi hingga akhir bulan omzetnya sekitar Rp 30 juta.
"Kartini kemarin sampai angka Rp 40 juta lebih omzetnya. Ya sekitar Rp 50 juta kurang lebih ya. Kalau sampai hari ini mungkin sekitar Rp 25 juta. Kalau prediksi mungkin hingga akhir bulan ini Rp 30 juta, karena kan puncaknya nanti ya di tanggal 17 Agustus," beber Erna.
Namun, Tia Amalia Ulfah yang juga pemilik salon penyewaan pakaian adat yang bernama Sewaajah.com mengatakan, jumlah penyewaan baju adatnya sama saja di perayaan Hari Kartini maupun HUT Kemerdekaan RI. Perbedaannya hanya dari jenis baju adat yang disewa.
"Kalau dibandingkan sama Kartinian hampir sama ya pesanannya. Hanya saja kalau Agustusan lebih banyak sewa baju perjuangan seperti baju tentara, baju Ir. Soekarno. Kalau Kartinian itu lebih banyak baju adat tradisional," jelas Tia ketika dihubungi detikFinance.
Akan tetapi, Tia membeberkan, hingga hari ini ia sudah menerima omzet sekitar Rp 12 juta. Sedangkan, ketika menjelang hari Kartini bulan April lalu, ia meraup keuntungan sekitar Rp 30 juta.
(dna/dna)