Sederet Bisnis yang Ketiban Rezeki dari Demo Besar di Hong Kong

Sederet Bisnis yang Ketiban Rezeki dari Demo Besar di Hong Kong

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 14 Agu 2019 17:45 WIB
Aksi demo di Hong Kong/Foto: Vincent Thian/AP Photo
Jakarta - Aksi unjuk rasa besar-besaran masih terjadi di Hong Kong. Demonstran awalnya menuntut pemerintah membatalkan pembahasan rancangan undang-undang ekstradisi yang memungkinkan tersangka satu kasus diadili di negara lain, termasuk China.

Namun tuntutan akhirnya melebar dan ingin Hong Kong membebaskan diri dari China. Di sisi lain, Aksi unjuk rasa tersebut sempat membuat beberapa bisnis bersinar dan meraup cuan.

Misalnya di penjualan alat pelindung diri yang tercatat mengalami peningkatan. Pemilik toko, John Lam mengungkapkan saat itu penduduk Hong Kong justru membeli alat pelindung diri seperti helm, masker wajah, kacamata dan perlengkapan lain untuk berunjuk rasa kepada pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Banyak orang yang memilih berhemat biaya makan, tapi mereka membeli alat perlindungan untuk dirinya," kata Lam di tokonya yang terletak di kawasan Yau Ma Tei, dikutip dari Reuters, Rabu (14/8/2019).

Tak berapa lama, Lam mengaku aksi makin meluas dan dapat mengancam keselamatan dia dan tokonya. Karena kericuhan dan gas air mata hingga lemparan batu bata sangat mengganggu operasional toko dan mengganggu penjualan.

Direktur Many Stationery & Book Center Co di Sham Shui Po, Joe Chan mengungkapkan akibat kondisi yang tak aman ini, penjualan kertas Post It tercatat mengalami kenaikan. Post It digunakan oleh pengunjuk rasa untuk menutupi dinding dengan tulisan-tulisan kritis kepada pemerintah di berbagai wilayah. Menurut dia, kertas-kertas tersebut digunakan sebagai simbol perlawanan kepada pemerintah.

Manajer toko pakaian Baleno di Causeway Bay mengungkapkan kaos hitam juga menjadi barang yang paling laku di sana. Para demonstran menggunakan kaos hitam sebagai lambang protes.

Namun selama dua pekan terakhir, bentrokan keras juga sudah mulai mendekati pusat-pusat perbelanjaan dan membuat Tam menutup tokonya lebih awal. "Kami makin dekat dengan kerugian," imbuh dia.


Penjaga apotek Watsons mengungkapkan, barang yang paling laku di apotek tersebut adalah bantalan pendingin, masker bedah dan barang yang biasanya digunakan oleh pengunjuk rasa. Namun barang seperti kosmetik justru mengalami penurunan.

"Kami juga mengalami penurunan penjualan, karena ketika ada gas air mata kami mulai tutup toko," jelas dia.


(kil/hns)

Hide Ads