Mendag Akui Sidak Pasar Tak Bisa Turunkan Harga
Senin, 24 Okt 2005 12:17 WIB
Jakarta - Rutinitas sidak pasar yang dilakukan pemerintah diakui memang tidak menjamin harga barang bisa turun. Pemerintah hanya bisa memantau harga dan menjamin pasokan kebutuhan barang, terutama sembako, aman. "Kita tidak bisa janji turunkan harga tapi kita bisa buat harga stabil. Mudah-mudahan pada H-7 tidak ada gejolak," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat sidak ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (24/10/2005).Menurut Mari, pengaruh sidak tidak bisa langsung menurunkan harga karena tergantung dari permintaan dan penawaran yang masuk.Namun kegiatan tersebut dinilai sebagai bentuk keseriusan pemerintah mengawasi gejolak harga dan mengetahui apakah terjadi penimbunan atau spekulasi. Jalur transportasi juga akan dicek ulang apakah ada kemandekan supaya gejolak harga hilang."Setiap hari kita menyortir harga. Kalau harga cabai secara konsisten naik terus karena pasokan kurang tapi kita tidak bisa menambah barang," ujar Mari.Dari hasil pantauan Mendag di Pasar Induk Kramat Jati, terlihat harga-harga lebih murah dibandingkan pasar tradisonal lainnya. Pasalnya, penjualan di Pasar Induk Kramat Jati biasanya dalam partai besar dan pembeliannya disalurkan lagi untuk pasar-pasar tradisional. Sidak kali ini berjalan lancar. Berbeda dengan sidak sebelumnya di Pasar Koja dan Pasar Rawamangun yang diteriaki pembeli dan pedagang. Pasalnya, masyarakat menilai, sidak hanya buang-buang waktu karena tidak bisa menurunkan harga. Harga cabai merah naik dari Rp 15.000/kg menjadi Rp 20.000/kg, cabai hijau naik dari Rp 6.000/kg menjadi Rp 7.000, daging sapi naik dari Rp 44.000/kg menjadi Rp 48.000/kg, tomat naik 800/kg menjadi Rp 2.000/kg.Harga ayam potong naik Rp 12.000 menjadi Rp 15.000 per ekor, beras naik dari Rp 3.200/kg menjadi Rp 3.500/kg. Sedangkan harga sayur mayur dan minyak goreng relatif satbil.
(ir/)