Pertemuan itu dilaksanakan dalam acara Indonesia Africa Infrastructure Dialogue yang digelar pada 20-21 Agustus 2018 di Nusa Dua, Bali. Dalam ajang itu, sejumlah kesepakatan bisnis terjalin dengan nilai US$ 822 juta atau sekitar Rp 11,5 triliun (kurs Rp 14.000).
Tak sampai di situ, sejumlah negara Afrika ternyata tertarik untuk bisa menjalin berbagai kerja sama lain dengan Indonesia dalam hal yang lebih luas. Sejumlah negara Afrika tertarik untuk bisa membawa tenaga pendidikan dan kesehatan ke Benua Hitam sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ingin Impor Tenaga Kerja
Foto: Fuad Hasim
|
"Pendidikan mereka ingin ada kerja sama dengan kita. Nanti giliran apa yang kita bisa, tenaga medis. Saya nggak kebayang hebat responsnya," kata Luhut saat ditemui di Kawasan Nusa Dua, Bali, Rabu (21/8/2019).
Luhut mengatakan, pada tahap awal dia meminta sejumlah negara Afrika untuk mengirim Sumber Daya Manusia (SDM)-nya untuk belajar di perguruan tinggi yang ada di Jawa maupun Bali.
"Ya mereka minta, tapi belajar di kita. Jadi saya tawarkan kemarin seperti universitas di mana, di Bali atau Jawa Tengah, di Jawa Barat," paparnya.
2. Luhut Mau Berkunjung ke Afrika
Foto: Mindra Purnomo/Infografis
|
Untuk itu, kata Luhut, dirinya mengaku akan meminta izin ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) bila memang benar hendak berkunjung ke Afrika.
"Kalau kita bikin ini lagi tahun depan dan saya juga diundang ke Afrika, saya pikir saya minta izin ke presiden, dan saya harus pergi ke sana. Mungkin 3-4 negara kita pergi," kata Luhut.
3. Harapan Afrika ke RI Tinggi
Foto: Noval Dhwinuari/detikcom
|
"Saya kaget ya, harapan mereka ke Indonesia kok tinggi banget. Kadang-kadang kita takut sendiri karena mereka bilang dia merasa kultur mereka dengan kita lebih cocok. Tadi seperti Equatorial Guinea itu kan penghasil minyak nomor 2 terbesar di Afrika. Dia tadi happy banget ya, 'kami mau lagi ini semua, kami Indonesia saja lah'," kata Luhut.
Menurut Luhut pemerintah melihat peluang pasar yang cukup besar di Afrika. Oleh karena itu, menurut Luhut, pendanaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Indonesia Eximbank) selaku pemberi fasilitas Buyer's Credit harus bisa ditingkatkan.
"Dan sekarang Eximbank ini yang perlu kita dorong. Karena kan dia punya budget baru Rp 5,5 triliun ya. Jadi kalau bisa kita double-kan supaya lebih banyak peran kita di sana," katanya.
Halaman 2 dari 4