Kerja Tanpa Ngantor Nggak Gampang, Ini Alasannya

Lipsus Kerja dari Rumah

Kerja Tanpa Ngantor Nggak Gampang, Ini Alasannya

Herdi Alif Alhikam - detikFinance
Minggu, 25 Agu 2019 12:15 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Kerja tanpa harus ngantor sedang musim. Fenomena ini datang karena teknologi yang semakin berkembang.

Perencana Keuangan Aidil Akbar mengatakan, fungsi kantor di zaman sekarang memang makin luntur. Kantor menurutnya cuma ruang untuk bertemu, kalau sudah di depan laptop juga semua orang akan sibuk dengan kerjaannya masing-masing.

"Lalu kalau udah gitu apa lagi fungsi kantor," kata Aidil kala berbincang dengan detikFinance, pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah pun tidak mau ketinggalan, wacana menerapkan konsep ini kepada para PNS sempat disampaikan. Tapi tunggu dulu, Kerja tanpa harus juga ada syaratnya, tidak bisa serta merta kerja tanpa kantor begitu saja.

Chairman Asosiasi Praktisi dan Profesional SDM Future HR, Audi Lumbantoruan mengatakan banyak faktor yang harus diperhatikan, dari sisi atasan atau perusahaan maupun si karyawannya. Pertama, budaya kerjanya harus dibangun, menurut Audi kalau perusahaan belum mempercayai karyawannya konsep kerja tanpa kantor tidak akan berhasil.


"Karena banyak faktor keberhasilannya, harus ada kematangan budaya kerja peerusahaan, kalau perusahaan belum dewasa memperayai karyawannya biasanya sulit. Karena biasanya ada celah di mana tidak semestinya karyawan itu bekerja," kata Audi kepada detikFinance beberapa waktu lalu.

Misalnya, Audi mengatakan, suatu saat atasan meminta untuk koordinasi dadakan, sedangkan si karyawan belum siap. Tahu-tahu, waktu dihubungi si karyawan yang kerja di rumah sedang sibuk melakukan urusan pribadinya.

"Contoh misalnya ketika meeting sekarang kan teknologi canggih, bisa video call, tiba-tiba dihubungi ditelpon eh karyawan lagi nggak siap, lagi ngurusin pribadi misalnya ngurus anak atau belanja, ini masih ada kaya gini," jelas Audi.



Perusahaan menurut Audi juga harus bisa menetapkan bagaimana cara agar karyawannya jelas jam kerjanya, absensinya, lalu bagaimana melakukan check list pekerjaan yang sudah selesai.

"Kita itu juga harus bicara sistem penunjangnya ya, pertama bagaimana perusahaan punya mekanisme untuk hitung karyawan bekerja 8 jam per hari, kayak soal absensi bisa foto lewat aplikasi atau checklist gitu. Bagaimana check list pekerjaan yang sudah selesai juga," kata Audi.

Untuk urusan tersebut, kembali lagi ke Aidil, sekarang perusahaan bisa mengembangkan aplikasi untuk menunjang urusan absen hingga check list pekerjaan. Bahkan dilengkapi GPS untuk melacak di mana karyawan berada.

"Sekarang juga mulai banyak aplikasi yang bikin kamu nggak perlu ke kantor, apps nya tuh dilengkapi dengan fitur absen plus GPS, jadi tinggal turn on aplikasi buat absen, lalu nanti bos tahu kamu di mana gitu, nanti tinggal check list aja kerja apa hari ini ada semacam listnya gitu," kata Aidil.

Dari segi karyawannya pun belum tentu bisa siap bekerja tanpa kantor, meski sudah banyak cara pengawasan perusahaan biarpun kerja di manapun. Pasalnya, dengan kerja tanpa kantor dipastikan gangguan dari lingkungan sekitar pun bermunculan.



Misalnya kerja dari rumah, pasti ada gangguan yang secara tidak langsung dialami dari keluarga. Contohnya, tahu-tahu sedang bekerja diajak main anak, atau hal lain yang menghambat pekerjaan selesai. Audi mengatakan bisa saja pekerjaan yang selesai satu jam di kantor, butuh seharian untuk diselesaikan tanpa kantor.

"Kadang-kadang karyawan nggak siap lho kerja dari rumah, kan bisa diganggu keluarga secara nggak langsung, misalnya di kantor satu tugas bisa satu jam selesai karena fokus, karena dia di rumah atau tempat lain tidak konsentrasi, kerjanya bisa sehari baru selesai," kata Audi.





(zlf/zlf)

Hide Ads