Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan revisi target tersebut disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global. Darmin menyebutkan, kondisi ini berdampak pada turunnya impor. Turunnya impor juga menurunkan ketersediaan barang modal yang mampu mendongkrak produksi dalam negeri.
"Ya globalnya begitu. Selama berapa kuartal itu impor pun turun baru kemarin dia (naik) lagi. Ya sebenarnya proses itu sudah terjadi selama setahun terakhir dengan melambatnya impor secara berturut-turut. Baru bulan Agustus dia positif lagi," kata Darmin di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pertumbuhan konsumsi juga diprediksi tak bergerak banyak. Motor penggerak ekonomi kini diharapkan pada sektor investasi.
"Ya konsumsi itu kan growth-nya lebih kurang segitu-segitu saja. Tidak bisa mendongkrak naik. Intinya bukan konsumsi lagi, investasi berapa naiknya. Karena ekspor pun belum bisa diharapkan," paparnya.
(ara/ara)