Dear Milenial, Profesi Ini Punya Prospek Baik di Perusahaan Asuransi

Dear Milenial, Profesi Ini Punya Prospek Baik di Perusahaan Asuransi

Nurcholis Maarif - detikFinance
Senin, 09 Sep 2019 18:35 WIB
Foto: Nurcholis Maarif/detikcom
Jakarta - Profesi aktuaris masih langka di Indonesia dan ke depan diprediksi akan selalu dibutuhkan dalam industri asuransi. Selain aktuaris, bagian marketing dalam industri asuransi juga bisa menjadi pilihan karier generasi milenial saat ini yang ingin bekerja sekaligus proses pengembangan diri.

Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur AXA Mandiri Hanojo G Kusuma dalam acara Employer Branding yang digelar AXA dan AXA Mandiri. Menurutnya, hal terpenting dalam pilihan karier di industri asuransi tersebut adalah bagaimana para milenial ini bisa mencapture ekspresi mereka secara kreatif.

"Kalau dari sisi technical yang lagi ngetren itu aktuaris. Aktuaris sangat langka padahal pekerjaan ini area yang bisa jadi pengembangan diri dan potensi ke depan yang cerah karena akan terus ada di industri asuransi," ucapnya di XXI Kuningan City, Jakarta pada Senin (9/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Sedangkan dari sisi hailing people, marketing adalah tempat yang bagus untuk mengekspresikan kreativitas. Karena gini, kalau dulu kan traditional marketing itu terbatas. Sedangkan sekarang era media sosial dan bagian marketing bisa kerja dengan fun," jelasnya.

Handojo juga mengatakan saat ini baru ada 600 aktuaris di Indonesia padahal posisi ini sekarang tidak hanya dibutuhkan di perusahaan asuransi, tetapi juga di berbagai bisnis perusahaan lain. Pasalnya, kerja aktuaris ialah bagaimana melihat statistik dan prediksi ke depan sehingga dibutuhkan dalam dunia bisnis.

"Apalagi sekarang di dunia digital yang sering memanfaatkan data analit. Yang punya landasan aktuaris ke data analit tidak susah," ujar Handojo.


Dalam mengembangkan profesi aktuaris, Handojo mengatakan AXA dan AXA Mandiri menjalin kemitraan dengan Universitas Gadjah Mada mulai dari pelatihan, beasiswa hingga kesempatan magang. Selain memiliki beragam program pelatihan untuk pengembangan diri dan jenjang karier, Handojo juga mengatakan pihaknya menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel untuk karyawannya, khususnya generasi milenial. Salah satunya dengan mengubah budaya dan lingkungan kerja yang menyesuaikan zaman.

"Perubahan lingkungan tidak bisa dicegah, kalau tidak terbuka, pasti ketinggalan. Semua orang punya mindset learning something new dan ini ambisi milenial untuk belajar. Kita bisa menyediakan wadah, kita siapkan," pungkas Handojo.


(prf/hns)

Hide Ads