Batubara Bisa 'Hidupkan' AAF
Kamis, 27 Okt 2005 14:07 WIB
Jakarta - Pabrik pupuk PT ASEAN Aceh Fertilizer (AAF) memungkinkan dihidupkan lagi dengan cara mengalihkan bahan baku dari yang semula gas ke batubara. Pengalihan tersebut hanya membutuhkan dana US$ 100-150 juta.Upaya untuk menghidupkan AAF ini, diungkapkan oleh Dirjen Agro dan Kimia Departemen Perindustrian (Depperin) Benny Wahyudi di Gedung Depperin, Jalan Gatot Subroto Jakarta, Kamis (27/10/2008). Ia mengaku tidak rela AAF hanya menjadi besi rongsokan."Likuidasi AAF tinggal tunggu PP dan sudah ditunjuk likuidatornya, untuk itu kami coba cari alternatif gunakan bahan baku batubara," ujar Benny.Beberapa hari yang lalu, ungkap Benny, sudah ada calon investor yang punya teknologi dari China, yang berminat untuk menghidupkan kembali AAF. Caranya, dengan melakukan penggantian energi ke batubara. Biaya pemakaian batubara diperkirakan hanya membutuhkan investasi US$ 100-150 juta."Untuk proses pengalihannya Depperin memang belum memikirkan, yang penting jangan sampai AAF menjadi besi tua dengan hanya mengandalkan gas dari Exxon yang tidak mungkin didapat," tutur Benny.Namun untuk melakukan pengalihan ke batubara, diakuinya masih ada masalah mengenai pasokan batubara yang jaraknya harus berdekatan dengan lokasi AAF. Untuk melakukan upaya pengalihan energi ini, Benny mengaku Depperin telah mengundang pihak terkait dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dengan adanya upaya menghidupkan kembali AAF ini, Depperin berharap karyawan perusahaan dapat ditarik kembali dan mencegah pengangguran. "Dari tahun lalu sudah saya katakan kepada semua pabrik pupuk untuk menggunakan batubara dari pada kesulitan gas. Tapi nampaknya mereka belum berminat karena masih dapat pasokan gas," katanya.Alternatif pengalihan energi ini, menurut Benny, cocok untuk pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang juga sedang kesulitan mendapatkan gas. "Ketimbang tidak dapat berproduksi karena tidak ada gas dialihkan saja ke batubara," saran Benny.
(ir/)