"Kami mulai dengan melakukan penyedotan dan membagi jalur air menjadi tiga bagian. Adapun dua di antaranya menggunakan selang besar dan satu lainnya dialirkan ke bak air," ujar Ketua Gapoktan Margatani Cikari, Unus, dalam keterangan tertulis, Kamis (12/9/2019).
Unus menjelaskan, air yang sudah tersambung ke bak penampung langsung dibuka untuk pengairan ke sejumlah sawah. Sasaran utamanya ke lahan-lahan yang berada di bagian ujung sedangkan untuk daya jangkau mesin ini mampu mengairi 100 hektare. Melalui bantuan alsintan, Unus optimis mendulang produksi meskipun di musim kemarau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk sumber air, kami masih memanfaatkan Sungai Cilamaya yang berada di sisi bagian barat. Alhamdulillah airnya cukup banyak dan mampu menghidupkan semangat petani untuk bercocok tanam," kata Unus.
"Awalnya ragu untuk menanam karena hujan tak kunjung turun. Tapi setelah diberikan bantuan, kami optimis mampu mendulang produksi dengan baik," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan Edy Purnawan mengatakan dalam waktu dekat pihaknya juga akan memberikan bantuan benih padi gogo sawah (gowah). Menurut Edy, sampai saat ini pihaknya sudah mengalokasikan tambahan pompa air sebanyak 14 buah dan selang air sebanyak 1.000 meter serta benih padi untuk 3.000 hektare yang diberikan untuk mempercepat proses mitigasi.
"Ya jadi selain mesin pompa air dan selang, kami juga akan memberikan bantuan benih padi gogo sawah," katanya.
Lewat bantuan ini, Edy mengaku optimis Purwakarta bisa mengejar target luas tambah tanam di bulan September ini. Edy mengutip data sementara yang menunjukkan ada sekitar 3.000 hektare padi yang yang tertanam sampai akhir September.
"Bantuan ini harus menjadi pemicu semangat, kreativitas serta tekad yang kuat dari para petani untuk mengatasi masalah kekeringan. Jadi proses mitigasi ini merupakan respon pemerintah untuk mengawal target produksi padi nasional. Kami optimis target produksi padi tidak akan meleset dari angka yang ditetapkan," katanya.
(akn/dna)