Dengan platform ini, pengguna bisa mendapatkan rewards dari setiap transaksi belanja offline. Selain itu mereka juga bisa mengetahui aktivitas orang yang diikuti dan orang-orang di sekitarnya, di samping pula mencari tempat hang out untuk mendapatkan rewards.
"Indonesia adalah market pertama kami di luar India, sebagai platform yang menggabungkan sosial life dan rewards, Indonesia menjadi pilihan pertama karena kekayaan ekosistem ritel dan outlet juga pengguna sosialnya yang banyak contohnya Instagram," ungkap Co-Founder dan CEO magicpin Anshoo Sharma dalam keterangan tertulis, Jumat (13/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: PR Pemerintah Dorong Industri Digital |
Saat ini magicpin sudah mengekspansi ke 50 ribu outlet di Jakarta. Hingga akhir tahun, perusahaan menargetkan penjualan bisa mencapai US$ 1 miliar. "Misi kami adalah untuk membantu outlet kecil maupun outlet besar dengan memberikan peluang bisnis baru dan pelanggan repeater dari smartphone mereka," imbuh Anshoo.
magicpin berencana mengembangkan bisnisnya di 10 kota besar di Indonesia. Perusahaan menawarkan nilai investasi pemasaran dan marketing bagi outlet-outlet mulai Rp 100 ribu hingga Rp 10 juta.
"Kami memberikan keuntungan yang serupa dengan apa yang dilakukan oleh Google-ad untuk bisnis online, tapi kami tidak berhenti hanya dengan klik saja, bahkan kami memberikan pengunjung baru dan pendapatan kepada outlet offline yang bekerjasama dengan magicpin," papar Anshoo.
(prf/hns)