Kabut Asap Merajalela, Pedagang Ngeluh Dagangan Sepi

Kabut Asap Merajalela, Pedagang Ngeluh Dagangan Sepi

Chaidir Anwar Tanjung - detikFinance
Sabtu, 14 Sep 2019 11:50 WIB
Situasi di Pasar Pusat Pekanbaru-Riau/Foto: Chaidir Tanjung/detikcom
Pekanbaru - Para pedagang di kawasan Pasar Pusat, Pekanbaru, Riau mengaku rugi gara-garap kabut asap dua minggu terakhir ini. Para pedagang di sana mengaku omzetnya turun sampai 20 persen sejak kabut asap.

"Paling terasa dua pekan terakhir. Dagangan kita menurun sampai 20 persen. Pembeli sepi karena asap pekat menyelimuti Pekanbaru," kata Iwan (36) salah seorang pedagang kelontong kepada detikcom, Sabtu (14/9/2019).

Sebagai informasi, kawasan Pasar Pusat ini berada di Jl Sudirman di jantung kota Pekanbaru. Kawasan ini sebagai pusat perbelanjaan terbesar di Riau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Iwan dia bersama rekan-rekannya kini merasakan dampak buruk dari kabut asap. Kondisi asap membuat daya beli masyarakat menurun.


"Warga malas keluar rumah karena asap. Imbasnya ke kita, dagangan kita pun turut sepi. Tapi mau bagaimana lagi, memang kondisinya berasap," kata Iwan.

Tidak hanya Iwan yang merasakan imbas negatif dari asap Karhutla ini. Pedagang kelontong lainnya, mengaku di saat hari libur seperti sekarang biasanya kawasan Pasar Pusat ramai dikunjungi dari luar daerah.

"Sekarang liat sendiri, hari libur seperti ini tetap sepi. Biasanya kalau hari libur misalkan Sabtu dan Minggu, banyak warga dari luar kota. Sekarang warga luar kota pun malas datang, karena di tempat mereka juga banyak asap," kata Ujang pedagang lainnya.

Mereka mengklaim kondisi asap sekarang ini seperti yang terjadi pada 2015 lalu. Saat itu semua sektor perekonomian dirasakan merosot tajam.

"Sekarang ini kondisinya hampir sama saat asap tahun 2015 lalu dya beli juga masyarakat jauh menurun. Kalau kondisi asap masih terus begini, hancur usaha kita," kata Ujang.


Menurut mereka, tidak hanya masyarakat yang malas berbelanja karena kabut asap. Pedagang sendiri juga kadang banyak yang tutup. Ini karena ada anak istrinya jatuh sakit karena asap.

"Banyak kawan-kawan kita tak buka kios karena kondisi sepi yang membuat mereka malas berjualan. Ini belum kadang kondisi keluarganya sakit akibat asap. Jadi banyaklah imbas asap ini," kata Ujang.


(cha/hns)

Hide Ads