Menjadi seorang mantri bank yang bekerja di lapangan, harus rela menjangkau daerah-daerah pelosok untuk mendapatkan nasabah. Begitu lah yang dilakukan oleh Makarius Johanes atau akrab disapa Joe (31).
Pria kelahiran Maumere, Flores, ini merupakan pegawai Bank BRI, tepatnya di BRI Teras Pantai Baru. Ini merupakan daerah paling timur di Pulau Rote, tepatnya di Kabupaten Rote Ndao, atau sekitar 40 km dari pusat keramaian di Ba'a. Cakupan wilayah yang ia tangani meliputi Rote Tengah hingga ke timur.
Wilayah yang ditangani oleh Joe, terbilang pelosok. Jalur lintasannya masih belum terjamah aspal. Bahkan ada wilayah yang jalannya masih berupa bebatuan. Pemandangan kanan kiri pun hanya pohon-pohon dan semak belukar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Struktur jalannya itu sangat ekstrem Pak. Mungkin ada satu nasabah yang bisa saya kunjungi dari Teras Pantai Baru itu 2 sampai 3 jam perjalanannya. Naik motor jalannya masih itu pengerasan. Belum ada aspal sama sekali. Kiri kanan masih belum ada pembangunan jadi kita lewati itu sawah, hutan," ungkapnya ditemui beberapa waktu lalu.
Dengan kondisi jalan yang disebutnya ekstrem tersebut, Joe mengatakan kalau dalam sebulan ia bisa 7 sampai 8 kali bocor ban. Hal ini pula lah yang menjadi tantangannya saat menjalankan tugas.
"Ban pecah. Paling sering setiap bulan itu bisa 7 sampai 8 kali. Jalannya kan kita masih pengerasan. Jadi batu karang itu. Kalau ban sudah pecah itu saya stres," kata Joe.
Kalau sudah begitu, ia harus meminta bantuan kepada warga terdekat. Maklum, sepanjang perjalanannya sangat jarang sekali dapat menemukan tambal ban. Terlebih lagi jika bocor ban saat malam hari. Maka mau tak mau ia harus menitipkan kuda besinya ke warga dan diambil keesokan harinya.
Pengalaman itu pun dialami oleh mantri BRI lainnya yakni Rosand Sabah (32), Mantri di BRI Unit Ba'a. Pria yang sudah mengabdi di Bank BRI sejak 2013 ini, juga kerap menemui kendala serupa, seperti di daerah Bokai.
![]() |
"Kalau untuk kondisi jalannya memang sepanjang jalannya untuk rumah-rumah itu memang tidak ada, jarang. Lagian di samping kiri kanan itu kan banyak semak semak, pohon-pohon. Kita harus lewati semua rintangan itu. Kalau malam tidak ada penerangan," ujar Rosand.
Meski demikian, baik Joe maupun Rosand tetap bersyukur akan rintangan yang mereka lewati, karena warga sekitar mau tolong menolong.
"Tapi hebatnya orang-orang Rote di motor mereka bawa peralatan itu lengkap untuk mereka kerjakan. Jadi saling menolong kalau ada ban pecah," lanjut Rosand.
Sementara menurut Joe, meski harus menjangkau medan yang cukup ekstrem dan berada di pelosok, ia tetap menikmati pekerjaannya.
"Kalau saya mungkin sukanya bisa mengenal banyak daerah. Jadi tahu kalau Rote itu begini. Setelah saya jalani saya merasa nyaman. Di sana kalau sudah kenal dianggapnya seperti keluarga. Bahkan kalau sudah kenal seperti keluarga itu mereka kalau punya pesta itu diundang," tutur Joe.
detikcom bersama Bank BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(prf/hns)