Selain itu, diatur pula dalam Pergub 90 tahun 2019 tentang Pemberian Keringanan Pokok dan Penghapusan Sanksi Administrasi Piutang Pajak Daerah. Berita terpopuler selanjutnya adalah Kisah Bos Nippon Paint, Goh Cheng Liang, dari nol hingga sukses.
Mau tahu informasi selengkapnya? Baca berita terpopuler detikFinance berikut ini:
Diskon Pajak 50%
Foto: Hasan Alhabshy
|
Pemprov DKI telah mengeluarkan Pergub 89 tahun 2019 tentang Pemberian Keringanan Pokok Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) atas Penyerahan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Kedua dan Seterusnya tahun 2019.
Selain itu, dikeluarkan juga Pergub 90 tahun 2019 tentang Pemberian Keringanan Pokok dan Penghapusan Sanksi Administrasi Piutang Pajak Daerah.
"Program Keringanan Pajak Daerah ini diberikan terhadap tunggakan pajak kendaraan bermotor (PKB), BBNKB atas penyerahan kepemilikan kedua dan seterusnya, dan Pajak Bumi Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2)," ucap Kepala Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta, Faisal Syafruddin, kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (16/9/2019).
Baca selengkapnya di sini: Mantap! Ada Diskon Pajak 50% Buat Kendaraan yang Nunggak
Kisah Jatuh Bangun Bos Nippon Paint
Foto: Dok. Forbes
|
Goh Cheng Liang merupakan anak yang lahir dari keluarga miskin. Pria asal Singapura ini harus menjalani tempaan keras karena sejak umur 12 tahun, dengan hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD), ia dikirim orang tuanya ke Kota Muar, Malaysia untuk berjualan jala ikan bersama dengan saudara iparnya.
Tiga tahun kemudian yakni tahun 1943, Goh yang saat itu sudah menginjak usia 15 tahun kembali ke Singapura. Ia kemudian memulai bisnisnya sendiri berjualan air aerasi (air dengan kandungan oksigen). Namun, bisnisnya kandas.
Tak menyerah di situ, Goh magang di toko perangkat keras. Ia mempelajari semua hal hingga ia mendapat promosi menjadi seorang salesman.
Baca selengkapnya di sini: Kisah Bos Nippon Paint: Dulu Miskin, Sekarang Berharta Rp 145 T
Utang Luar Negeri Tembus Rp 5.534 T
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
|
Keterangan resmi BI menyebutkan peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN dan penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sehingga utang dalam Rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.
Total ULN ini terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 197,5 miliar, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 197,8 miliar.
"Pertumbuhan ULN yang meningkat tersebut bersumber dari ULN pemerintah dan swasta. Pertumbuhan ULN pemerintah meningkat sejalan dengan persepsi positif investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia," tulis keterangan resmi BI dikutip Senin, (16/9/2019).
baca selengkapnya di sini: Naik 10%, Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 5.534 T
Masyarakat Anggap Wajar Suap untuk Jadi PNS
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho
|
"Semakin tinggi IPAK ini semakin bagus. Kita berharap angka 3,6 sampai 5. Kalau di level itu jadi semangat anti korupsinya lebih tinggi," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Senin (16/9/2019).
IPAK dikeluarkan BPS satu tahun sekali. Nilai indeks semakin mendekati 5 menunjukkan bahwa semangat anti korupsi di masyarakat semakin tinggi. Sebaliknya, jika semakin mendekati 0 maka semangat anti korupsinya semakin rendah.
Baca selengkapnya di sini: Masyarakat Kian Anggap Wajar Beri Suap Buat Jadi PNS
Ladang Minyak Saudi Diserang, Apa Imbas ke RI?
Kepulan asap terlihat dari fasilitas minyak Arab Saudi/Foto: VIDEOS OBTAINED BY REUTERS/via REUTERS
|
Serangan tersebut memaksa Kerajaan Arab Saudi memangkas produksi minyaknya hingga 5,7 juta barel per hari atau mencapai 50% dari total produksi harian. Harga minyak mentah pun diprediksi bakal meroket.
Lantas apakah kejadian ini bisa berimbas ke Indonesia? Simak jawaban lengkapnya hanya di detikcom. Baca selengkapnya di sini: Ladang Minyak Saudi Diserang Teroris, Apa Imbasnya ke RI?
Halaman 2 dari 6