Merespons hal tersebut, pedagang daging kerbau di Pasar Jatinegara, Yusuf (45) berharap agar pemerintah mengkaji lagi kebijakan tersebut. Alasannya, saat ini stok daging kerbau masih banyak dan kurang diminati pembeli.
"Paling juga tukang bakso, restoran, masakan padang, tukang cathering", ujarnya kepada detikcom saat ditemui di Pasar Jatinegara, Rabu (25/9/19).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap bulannya, Yusuf mengambil stok sebanyak 2 box atau 40kg daging kerbau dari supplier PT Harmoni Jaya, Pulogadung yang sebelumnya supplier tersebut menerimanya dari Perum Bulog.
Yusuf mengaku dari pesanan tersebut tidak jarang masih banyak daging kerbau yang tersisa, bahkan sampai dua bulan lamanya tak kunjung terjual.
Belum lagi, proses pengiriman dari India ke Indonesia. Sehingga tidak heran jika peminat daging lokal lebih banyak dibanding daging impor.
"Jadi kurang segar. Kalau dimasak juga lebih lama empuknya", lanjut Yusuf.
Pedagang daging kerbau lain di pasar Jatinegara bernama Aziz juga mengalami nasib yang sama. Bahkan dia hanya habis terjual 2-3kg/hari saja. Meskipun dia tidak menyangkal dengan adanya daging kerbau semakin banyak pilihan daging yang ia jual.
(dna/dna)