Namun, siapa sangka kericuhan ini justru membuat Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta untung. Bahkan, dua hari demo di tanggal 24 dan 25 September lalu membuat MRT Jakarta dua kali memecahkan rekor angkut penumpang per hari alias ridership.
"Kemarin angka paling tinggi selama 6 bulan operasi sejak 24 Maret. 25 September kita rekor dapat 121.076 penumpang. Sehari sebelumnya juga pecahkan rekor, di tanggal 24, 113.560," kata William di kantornya, Kamis (26/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa? Karena kegiatan demo yang dilaksanakan ke sana, alternatif orang gunakan MRT tinggi. Comuter line juga sempat nggak bisa operasi waktu sore," ucap William.
MRT Jakarta mencatatkan kenaikan jumlah penumpang pada bulan September. Dari awal bulan hingga tanggal 25 September 2019 MRT berhasil mengangkut 2,259,647 penumpang.
Jumlah itu lebih besar 12% dibanding penumpang selama 1-25 Agustus. Dengan penumpang harian sebesar 90.836 per hari sepanjang September.
William juga menilai kebijakan ganjil genap juga membuat banyak masyarakat naik MRT. Banyak pengguna mobil mulai pakai MRT.
"Kebijakan ganjil genap yang dilakukan pemerintah DKI Jakarta pada 9 September kemarin itu positif untuk tingkatkan animo dan ketertarikan gunakan MRT," ucap William.
Kalau ditarik kembali di bulan April MRT mencatatkan 2.373.145 penumpang. Lalu turun di bulan berikutnya menjadi 2.253.559 penumpang.
Di bulan Juni naik kembali menjadi 2.448.856 penumpang sebulan. Lalu pada bulan Juli, MRT berhasil mengangkut 2.888.126 penumpang sebulan penuh.
(fdl/fdl)