Jakarta -
Pemerintah akan memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Saat Indonesia masih rencana, Korea Selatan (Korsel) sudah menjalankannya. Saat ini Korsel sedang bertahap memindahkan ibu kota dari Seoul ke Sejong.
Pemerintah Korsel memindahkan pusat pemerintah berikut 36 kementerian dan lembaganya ke Sejong. Pembangunan Sejong menjadi ibu kota baru sendiri sudah dimulai sejak 2011.
Bermodalkan pengalaman itu, Korea pun memberikan beberapa saran untuk Indonesia dalam memindahkan ibu kota. Apa saja sarannya? Lihat selengkapnya di halaman berikutnya.
Peneliti Korea Institute of Construction Technology (KICT) Chang Soo-Ho mengatakan transportasi menjadi hal utama yang harus diperhatikan dalam memindahkan ibu kota. Konektivitas kota harus menjadi poin utama dalam memindahkan ibu kota.
"Yang terutama itu transportasi, harus dipikirkan bagaimana sambung ibu kota baru. Kita di Korea pun masih memikirkan cara hubungkan Seoul ke Sejong," jelas Chang di Hotel Sheraton Grand Gandaria, Kamis (26/9/2019).
Selain itu pembangunan rumah-rumah untuk para pegawai negeri yang dipindah ke ibu kota baru pun harus diselesaikan sebelum pemerintahan dipindah.
"Lalu pemindahan rumah-rumah, itu harus disiapkan dulu semuanya. Baru petugas-petugas pemerintah itu dipindahkan," ucap Chang.
Chang juga mengingatkan kalau mau memindahkan ibu kota, harus mengantongi persetujuan dan izin masyarakat sekitar lokasi ibu kota baru.
"Jangan lupa kesepakatan dan persetujuan masyarakatnya di sana jangan sampai ada penolakan," ujar Chang.
Chang pun menilai pemindahan ibu kota tidak akan memakan waktu sebentar, buktinya Korea hingga kini belum selesai memindahkan ibu kotanya.
"Memang masalahnya banyak dan pasti lama, ini pun sudah 10 tahun masih memindahkan," kata Chang.
Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Syarif Burhanuddin bercerita bahwa Korea sudah menyatakan minatnya untuk ikut berpartisipasi ke pembangunan ibu kota baru.
"Yang menarik buat mereka itu sekarang ada isu ibu kota baru kecenderungannya mau partisipasi. Ini sudah menyatakan (minatnya) tadi," ucap Syarif di tempat yang sama.
Namun, menurutnya Korea belum mengajukan akan menggarap apa di ibu kota baru. Menurut Syarif, negeri ginseng ini sedang menimbang potensi bidang yang akan dimasuki serta skema-skema pembiayaannya. Kemungkinan, Korea bakal sumbangkan teknologi IT-nya.
"Masih belum ngomong mau kerja apa dia, masih keinginan aja, biar dia liat skema kerja samanya aja, mereka cocokkan di mana baru masuk. Sambil melihat apa potensinya yang mereka bisa ambil," jelas Syarif.
"IT-nya mereka ini menonjol. Tinggal pendekatan- pendekatan aja kita lihat," lanjutnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman