Pertemuan Cooperation Forum (CF) ke-12 tersebut digelar di Hoptel PO Semarang. Dalam pertemuan itu tiga negara sepakat memberikan tanda penghargaan kepada Malacca Straits Council (MSC) yang sudah selama 50 tahun bekerja sama dengan ketiga negara pantai untuk mewujudkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya mengatakan Selat Malaka dan Selat Singapura adalah salah satu jalur pelayaran paling strategis dan penting di dunia, yang mengangkut sekitar sepertiga barang yang diperdagangkan di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selat Malaka dan Singapura adalah salah satu jalur pelayaran paling strategis dan penting di dunia, yang mengangkut sekitar sepertiga barang yang diperdagangkan di dunia, menjadikannya sebagai arteri vital yang menghubungkan ekonomi kawasan ini dengan seluruh dunia," kata Budi, Senin (30/9/2019).
Menhub juga menyebut Indonesia memperioritaskan kerja sama dengan negara anggota Internasional Maritime Organization (IMO) untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran Iternasional. Ia juga menjelaskan Indonesia sudah memoderenisasi berbagai peralatan kenavigasian.
"Selain itu, Indonesia telah berhasil meningkatkan dan memodernisasi fasilitas peralatan navigasinya seperti GMDSS, VTS, dan Aids to Navigation serta sistem pengarahan kapal yang ditunjuk pada area penting dan kritis di perairan Indonesia untuk memastikan keselamatan navigasi, keamanan maritim dan perlindungan lingkungan laut sebagaimana diatur dalam Peraturan IMO," jelasnya.
Dalam acara itu, Director General of Marine Departement Malaysia, Dato Hj. Baharin Bin Dato Abdul Hamid dan Chief Executive of MPA Singapore, Quah Ley Hoon menanggapi pertanyaan soal kabut asap. Keduanya mengatakan sempat memberikan peringatan pada pelayaran namun kini sudah berangsur pulih.
"Dalam kondisi kabut asap, sistem pengamanan kapal mengingatkan di Selat Malaka karena visibilitas kurang. Tapi sekarang kabut asap sudah berkurang dan mulai normal," kata Dato Hj. Baharin.
"Singapura sama. Dengan institusi ikut mengatasi kabut asap," imbuh Quah Ley Hoon.
(alg/hns)