Pengusaha menyatakan aksi demo yang dilakukan mulai membuat investor grogi dan ragu-ragu untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dia pun meminta agar tidak ricuh karena ganggu stabilitas sosial politik, ujungnya iklim bisnis pun jadi tidak stabil. Bagaimana informasi selengkapnya, simak di halaman selanjutnya.
Investor Ragu Kucurkan Modal di RI
Foto: Aksi demo di Gedung DPRD Sumbar, Kota Padang (Jeka Kampai-detikcom)
|
"Belum nahan (investasi) sih, cuma investor saya lihat mulai grogi nih, mulai ragu bagaimana kelanjutannya (bisnis). Kalau berkepanjangan pasti berpengaruh," kata Raden kepada detikcom, Senin (30/9/2019).
Menurut Raden pengusaha bingung apakah aksi unjuk rasa ini benar-benar untuk mengkritik kinerja pemerintah atau malah sengaja digunakan pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk merusuh. Dari situ lah muncul ketidakpastian, yang sangat dibenci para pengusaha.
"Nah ini kita nggak tahu arah demonya ini ke mana? Kalau jadinya menjalar ke mana-mana kan jadi sumber ketidakpastian dunia usaha," ujar Raden.
Pengusaha Takut Aksi Tolak Pemilu Terulang
Foto: Rifkianto Nugroho
|
"Kalau demo ini menjalar mulai kepada mempertanyakan kemenangan (Pemilu), ini ibarat mengulang kembali di Bulan April atau Mei lalu," kata Raden.
Pengusaha menurut Raden, sangat takut apabila ini terjadi. Raden mengatakan dampak sosial-politiknya sangat besar bila terjadi ricuh karena perebutan kekuasaan.
"Nah yang ini yang menurut saya ditakutkan investor, yang jadi concern saat ini, karena ini berdampak sosial politiknya besar," kata Raden.
Pengusaha Minta Demo Tak Ricuh
Foto: Rifkianto Nugroho
|
"Saran saya dalam keadaan ekonomi global yang seperti ini slow down cepat sekali, jangan malah dibebani dengan masalah sosial politik," kata Raden.
Dia juga meminta semua pihak untuk tetap kondusif. Raden pun mengingatkan jangan ada pihak yang justru memanfaatkan situasi untuk memperburuk kondisi sosial politik.
"Masyarakat di luar sana juga harus jaga situasi kondusif agar ekonomi tetap jalan. Jangan ada yang manfaatkan situasi untuk campur aduk masalah sosial politik," kata Raden.