Ketika berbicara dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sumatera Utara di Le Polonia Hotel, Jalan Sudirman, Medan, Senin (7/10/2019), Edi menyatakan, masalah inflasi ini menjadi fokus perhatiannya. Pasalnya, inflasi akan menyebabkan beragam masalah ikutan.
"Besaran angkanya harus dijaga, tak bisa terlalu rendah tak bisa juga terlalu tinggi. Tak ada pekerjaan yang paling duluan kecuali ini. Bupati, walikota, gubernur presiden, ini duluan. Itulah inflasi ini,"
kata Edy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan Edy, masalah inflasi ini sangat berpengaruh dengan perut warga. Bisa memicu ribut, hingga akhirnya demo, dan akhirnya korban. Maka itu perlu dukungan semua pihak untuk menjaga besaran inflasi ini.
Apalagi sebentar lagi akan masuk Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, jangan sampai ada yang berspekulasi untuk menaikkan harga produk.
"Itu yang harusnya kita memikirkan ini. Saya kurang tidur. Tidurnya jam berapa, bangunnya jam berapa. Semenjak saya jadi gubernur ini, sudah tak jelas, tak bisa diukur lagi ini. Ataukah saya paranoid, kok
terlalu takut, terlalu apa," kata Edy.
Masih dalam kaitan ini, Edy menyatakan, dengan situasi ini jangan sampai ada ada warga yang tidak makan.
"Saya bertanggung jawab untuk ini. (Jika) Mereka-mereka tak makan di daerah sana itu, walaupun ada bupatinya, ada terganggu makan di sana, stres saya itu. Karena ini merupakan tanggung jawab," kata Edy.
Angka inflasi Sumut sebesar 3,49 persen itu sudah berada di ambang batas dari rentang target inflasi di besaran 3,5 persen Β± 1 persen pada tahun 2019. Sebelumnya beberapa bulan terakhir sempat melonjak
cukup tinggi dari batas atas target. Pemicunya kenaikan harga beberapa komoditas, mulai dari cabai merah hingga daging ayam.
(hns/hns)