Insiden Penusukan Wiranto Ganggu Investasi? Pengusaha: Kita Jaga-jaga

Insiden Penusukan Wiranto Ganggu Investasi? Pengusaha: Kita Jaga-jaga

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 10 Okt 2019 15:52 WIB
Foto: Dok. Polsek Pandeglang
Jakarta - Menko Polhukam Wiranto ditusuk saat sedang kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Kejadian tersebut tentu saja bikin heboh, mengingat yang kena aksi teror adalah sekelas menteri. Lantas apakah kondisi tersebut bakal berimbas buruk buat dunia usaha?

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan untuk saat ini kejadian tersebut tidak akan mengganggu dunia usaha termasuk investasi.

"Nggak lah (berdampak negatif buat dunia usaha). Kita masih yakin terhadap investasi," kata dia saat dihubungi detikcom, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pihaknya sebagai pengusaha pun tak khawatir dengan kejadian tersebut tapi mengutuk aksi teror. Diharapkan kejadian tersebut tidak akan memberikan efek negatif buat sektor bisnis. Namun yang dialami Wiranto tetap perlu dijadikan perhatian dan lebih menjaga diri.

"Nggak ada, kita nggak apa. Itu nggak ada masalahnya. Hanya ini jadi perhatian untuk semua ya, untuk berjaga-jaga ya," tambahnya.

Senada dengannya, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta pun memastikan dunia usaha tetap akan berjalan normal walaupun ada kejadian semacam itu yang menimpa seorang menteri.

"Secara umum tidak ada masalah dan berjalan normal karena ini tidak mengganggu aktifitas umum," ujarnya kepada detikcom melalui pesan singkat.


Tapi di sisi lain, pihaknya tetap memiliki kewaspadaan. Dia mempercayakan saja kejadian tersebut kepada pihak keamanan.

"Kewaspadaan tetap ada. Dan kita tetap percaya kepada pihak keamanan," tambahnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto diserang di Pandeglang, Banten, oleh seorang pria yang membawa senjata tajam. Kapolsek yang berada di dekat Wiranto terluka.

"Upaya penusukan, tapi kapolsek yang kena," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Kamis (10/10/2019).


(toy/dna)

Hide Ads