RI Genjot Pembangunan KEK, Apa Manfaatnya?

RI Genjot Pembangunan KEK, Apa Manfaatnya?

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 10 Okt 2019 16:03 WIB
Foto: Danu Damarjati
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan pembentukan 17 kawasan ekonomi khusus (KEK) akan selesai pada akhir 2019. Hal itu sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019.

Darmin bilang, saat ini sudah ada 13 KEK yang sudah diresmikan per Oktober 2019, sedangkan empat sisanya masih dalam proses penetapan.

"Jadi belakangan ini cepat sekali tambahannya, sehingga yang sudah ditetapkan ada 13," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (10/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Terpisah, Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata mengatakan pengembang yang tergabung di dalam REI bisa turut berkontribusi dalam menciptakan kawasan ekonomi khusus yang dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat termasuk di daerah.

Eman menambahkan, pengembangan kota-kota baru cukup strategis dan perlu dipercepat karena harus ada sentra-sentra baru di luar Pulau Jawa supaya migrasi atau beban ke arah Jakarta dan sekitarnya tidak terus bertambah.

Dengan banyak tumbuh kota baru, maka pembangunan terlebih ekonomi masyarakat Indonesia dapat tumbuh secara merata di semua titik. Hal ini berfungsi juga sebagai redistribusi pertumbuhan penduduk.

Saat ini, ungkap Eman, di Jabodetabek semisal Tangerang saja, angka kelahiran hanya 1%, namun pertumbuhan penduduknya sampai 3,5%. Itu artinya ada 2,5% yang migrasi dari luar ke daerah tersebut. Tanpa ada redistribusi penduduk secara merata, dikhawatirkan ke depan bakal menjadi bom waktu bagi daerah tersebut terutama jika tingkat ketersediaan lapangan kerjanya rendah.

"Akan terjadi konflik sosial, masalah permukiman kumuh dan sebagainya. Ini perlu dipikirkan dari sekarang," ujar dia.


Tetapi bila banyak tumbuh kota baru, maka banyak pula lapangan kerja yang akan tersedia. Eman mencontohkan satu mal yang beroperasi sedikitnya mampu menampung 1.000 hingga 2.000 orang tenaga kerja. Demikian juga satu hotel yang beroperasi dapat menyerap 500 hingga 1.000 tenaga kerja.

"Belum lagi kalau di kota baru itu ada kawasan industri, ratusan ribu lapangan kerja akan tercipta," tegas dia.

Menyadari pentingnya pengembangan banyak kota baru di Indonesia, REI menurut Eman mengharapkan lahirnya satu role model dalam pengembangan kota-kota baru di Indonesia sehingga bisa menjadi panduan bagi pengembang maupun investor yang ingin ikut dalam pengembangan kota-kota baru tersebut.


(hek/dna)

Hide Ads