26 Tahun Tidur, BUMN 'Si Unyil' Yakin Bisa Untung dalam 3 Tahun

26 Tahun Tidur, BUMN 'Si Unyil' Yakin Bisa Untung dalam 3 Tahun

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 15 Okt 2019 11:50 WIB
Foto: Danang Sugianto
Jakarta - Perum Perusahaan Film Negara (PFN) tengah berjibaku untuk kembali bangkit. BUMN perfilman ini sudah vakum selama hampir 26 tahun.

PFN sendiri kembali terdengar namanya setelah meluncurkan film Kuambil Lagi Hatiku pada Maret 2019. Itu film pertamanya setelah produksi film terakhir di 1992.

"Hampir 26 tahun PFN vakum lantaran berbagai macam hal. BOD akhirnya saat itu Pak Mohamad Abduh Aziz (Dirut PFN sebelumnya) berusaha membangkitkan kembali PFN dengan membuat film itu," kata Direktur Utama PFN Judith Dipodiputro dalam acara Ngobrol Pagi Seputar BUMN, di Gedung BUMN, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kembalinya PFN bukan hanya sekadar untuk menunjukkan bahwa perusahaan masih ada, tapi juga berupaya untuk kembali bangkit. Perusahaan pun menargetkan dalam 3 tahun ke depan bisa meraup untung.


"2019 dengan semangat baru kita ada pipeline hingga 2023. Dalam 3 tahun insyaallah jadi biru tidak lagi merah. Dengan jadi perusahaan yang sehat maka baru kita bisa buat film yang hebat dan bermutu," tambahnya.

Direktur Komersial dan Pemasaran PFN Elprisdat menambahkan, dalam pipeline singkat selama 3 tahun itu, PFN menargetkan bisa memproduksi 20 film. Film-film itu sebagian besar berasal dari cerita film yang dulu sudah dimiliki perusahaan, seperti Si Unyil, Lima Menerjang Badai, Sabai Nan Aluih dan lainnya.

"Kita lakukan 3 tahun ini pertama make profit. Saya pelajari, kan nggak mungkin ya produksi film hanya 1 film setahun," tambahnya.

Untuk mengejar target itu, PFN membuka kolaborasi, bukan hanya dengan BUMN lainnya tapi juga dengan pihak swasta. Menurut Elprisdat dari 20 film di pipeline itu separuhnya sudah mendapatkan partner seperti PT Balai Pustaka, PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Ideosource dan Dante Sinema.




(das/fdl)

Hide Ads