Garuda Sudah Kandangkan Pesawat Boeing 737NG yang Retak

Garuda Sudah Kandangkan Pesawat Boeing 737NG yang Retak

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 16 Okt 2019 19:30 WIB
Ilustrasi pesawat Garuda/Foto: Fitraya/detikTravel
Jakarta - Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyatakan telah melakukan grounded atau mengandangkan satu pesawatnya Boeing 737NG. Hal itu merupakan buntut dari laporan pelaksanaan DGCA Indonesia Airworthiness Directives (AD) nomor 19-10-003 dan FAA Airworthiness Directives Nomor 2019-20-02.

Dalam laporan tersebut ditemukan adanya retakan pada pesawat Boeing B737NG.

"Satu (grounded) hanya satu tenang saja," kata Direktur Utama Garuda, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jakarta, Rabu (16/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang akrab disapa Ari ini menuturkan, adanya temuan retakan pada pesawat menunjukkan jika perawatan pesawat Garuda bagus. Sebab, bisa menemukan retakan tersebut.

"Yang di-cracking sudah kami grounded justru menunjukkan Garuda maintenance bagus karena bisa menemukan itu," terangnya.


Sebelumnya, Direktur Kelaikudaran dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Avirianto, mengatakan pihaknya telah memerintahkan maskapai yang mengoperasikan pesawat B737NG untuk segera melakukan instruksi sesuai Airworthiness Directive 19-10-003.

Pesawat B737NG yang berumur lebih dari 30.000 Flight Cycle Number (FCN) wajib melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut tidak lebih dari 7 hari sejak tanggal efektif AD 19-10-003 atau tanggal 11 Oktober 2019. Untuk B737NG yang berumur lebih dari 22.600 FCN juga wajib melakukan pemeriksaan.

"Saat ini maskapai yang mengoperasikan pesawat B737NG adalah Garuda Indonesia sebanyak 73 pesawat, Lion Air sebanyak 102 pesawat, Batik Air sebanyak 14 pesawat, dan Sriwijaya Air sebanyak 24 pesawat," jelas Avirianto.


Avirianto juga menambahkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh DKPPU per 10 Oktober 2019 ditemukan 1 pesawat B737NG milik Garuda Indonesia mengalami keretakan yang berumur lebih dari 30.000 FCN dan 2 pesawat milik Sriwijaya Air.


(zlf/zlf)

Hide Ads