Kalangan bankir memiliki harapan untuk kabinet baru di pemerintahan putaran kedua Presiden Jokowi. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengharapkan kabinet baru akan melanjutkan program-program kerja yang berjalan baik.
"Tinggal melanjutkan saja yang sudah baik," kata Jahja saat dihubungi detikcom, Jumat (18/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk sektor keuangan, juga berupaya meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) yang lebih tinggi dari sekarang. Namun, hal tersebut juga disesuaikan dengan kondisi global yang belum terlalu baik sehingga tidak mengejar peningkatan kredit.
Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengharapkan dengan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden seharusnya persoalan politik praktis selesai dan seluruh komponen bangsa bersatu padu dan semangat kembali.
"Sehingga ekonomi nasional dapat bertumbuh dan bergairah kembali sehingga seluruh sektor ekonomi pun bisa berkembang dan bank bisa kembali secara penuh melakukan fungsi intermediasi," imbuh dia.
Menurut Hariyono, karena tantangan ke depan adalah ekonomi global yang memburuk sehingga Indonesia perlu memperkuat ekonomi domestik. "Supaya tidak terseret buruknya ekonomi global," ujarnya.
Ekonom BCA David Sumual memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 bisa mencapai 5,0 - 5,2%, dengan risiko eksternal yang masih terjaga di mana neraca transaksi berjalan berada di level 2,0 - 2,5% dari PDB.
Asumsi ini didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal yang cenderung pro-growth, terlebih dengan backdrop suku bunga global yang semakin menurun, meskipun risiko makro dari pembalikan arus modal masih perlu diwaspadai.
Selain asumsi makro tersebut, David menjabarkan beberapa katalis yang bisa mendorong ekonomi tahun depan, antara lain kelanjutan proyek infrastruktur dan rencana pemindahan ibukota yang akan mendorong kinerja sektor konstruksi dan properti.
David juga menekankan pentingnya reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing nasional dan menarik investasi di tengah disrupsi rantai produksi global.
(kil/dna)