Jakarta -
Sri Mulyani Indrawati dan Prabowo Subianto kini masuk dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah komando Presiden Joko Widodo. Di Kabinet Indonesia Maju, Sri Mulyani tetap menjadi Menteri Keuangan, sementara Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan.
Kedua sosok ini pernah 'ribut' soal utang pemerintah saat masa kampanye presiden dan wakil presiden. Menurut Prabowo Menteri Keuangan, yang saat itu dijabat Sri Mulyani, cocok disebut menteri pencetak utang.
Alasannya, karena utang pemerintah lebih dari Rp 4.000 triliun. Sri Mulyani pun menjawab kritik Prabowo lewat puisi yang diposting di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa respons Sri Mulyani terhadap Prabowo yang menjadi koleganya di Kabinet Indonesia Maju?
"Ya nggak apa-apa kan kita kerja. Kita bekerja di bawah pimpinan bapak presiden, sudah ya," kata Sri Mulyani usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Sri Mulyani menambahkan dalam menjalankan tugasnya nanti sesuai dengan arahan presiden yaitu penguatan sumber daya manusia (SDM). Artinya nanti fokus pada program peningkatan kualitas SDM di bidang pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan, hingga pengentasan kemiskinan.
Sebagai informasi, pada (25/1/2019) Prabowo pernah menyebut jangan ada lagi Menteri Keuangan tapi diganti jadi Menteri Pencetak Utang. Kilas balik 'ribut-ribut' Sri Mulyani dan Prabowo bisa dibaca di sini:
Sri Mulyani Indrawati dan Prabowo Subianto sudah datang ke Istana untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Keduanya disebut akan mengisi kursi menteri di kabinet terbaru Jokowi.
Prabowo dan
Sri Mulyani awal tahun ini pernah 'ribut' soal utang pemerintah yang semakin menumpuk. Pada (25/1/2019) Prabowo pernah menyebut jangan ada lagi Menteri Keuangan tapi diganti jadi Menteri Pencetak Utang.
"Kalau menurut saya, jangan disebut lagilah ada Menteri Keuangan, mungkin Menteri Pencetak Utang. Bangga untuk utang, yang suruh bayar orang lain," ujar Prabowo dikutip dari berita detikcom (25/1/2019).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membalas kritik Prabowo lewat akun Instagram. Berikut petikannya:
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami menyelesaikan
Ribuan kilometer jalan raya, toll, jembatan Untuk rakyat, untuk kesejahteraan
Kami menyelesaikan
Puluhan embung dan air bersih,
bagi jutaan saudara kita yang kekeringan
Puluhan ribu rumah, untuk mereka yang memerlukan tempat berteduh
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami bekerja menyediakan subsidi
Jutaan sambungan listrik untuk rakyat untuk menerangi kehidupan, hingga pelosok
Kami terus bekerja
Meringankan beban hidup 10 juta keluarga miskin
Menyediakan bantuan pangan 15 juta keluarga miskin
Menyekolahkan 20 Juta anak miskin untuk tetap dapat belajar menjadi pintar
Kala kamu menuduh aku Menteri Pencetak Utang,
Kami bekerja siang malam
Menyediakan jaminan, agar 96.8 Juta rakyat terlindungi dan tetap sehat.
Merawat Ratusan ribu sekolah dan madrasah,
agar mampu memberi bekal ilmu dan taqwa,
bagi puluhan juta anak-anak kita untuk membangun masa depannya
Kami tak pernah berhenti, agar
472 000 mahasiswa menerima beasiswa untuk menjadi pemimpin masa depan
20.000 generasi muda dan dosen berkesempatan belajar di universitas terkemuka dunia untuk jadi pemimpin harapan bangsa.
Puluhan juta petani mendapat subsidi pupuk, benih dan alat pertanian,
170.400 hektar sawah beririgasi untuk petani
Jutaan usaha kecil mikro memiliki akses modal yang murah
Jutaan penumpang kereta dan kapal yang menikmati subsidi tiket
Jutaan keluarga menikmati bahan bakar murah
Jutaan pegawai negeri, guru, prajurit, polisi, dokter, bidan, dosen hingga peneliti mendapat gaji dan tunjangan untuk mengabdi negeri
Terus, Kami terus bekerja, agar
74.953 desa mampu membangun, membasmi kemiskinan. 8.212 kelurahan terbantu untuk melayani rakyat kebih baik
Triliunan rupiah tersedia
membantu saudara kita yang terkena bencana membangun kembali kehidupannya
Dan masih banyak lagi yang aku mau ceritakan padamu
Agar engkau TIDAK LUPA
Karena itu adalah cerita tentang kita MEMBANGUN INDONESIA
Aku tak ingin engkau lupa itu.
sama seperti aku tak ingin engkau lupa akan sejarah negeri kita.
Halaman Selanjutnya
Halaman