Aviliani mengatakan bahwa perlu ditinjau mempertahankan BUMN yang rugi atau tidak. Jika tidak, maka maka bisa diakuisisi oleh BUMN lain.
"Untuk BUMN yang rugi perlu ditinjau perlu tidaknya dipertahankan. Apabila tidak lagi mempunyai prospek ataupun terus merugi perlu adanya keputusan untuk diakuisisi BUMN lain yang akan mampu menambah value chain," tutur Aviliani dalam diskusi online Kabinet Menteri Ekonomi Jilid II: Tantangan dan Harapan, Sabtu (26/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, BUMN yang memiliki jumlah utang besar juga harus dievaluasi. Apakah BUMN tersebut bisa mengembalikan utang atau seperti apa.
"Termasuk BUMN yang memiliki utang besar harus dievaluasi kembali apabila masih punya prospek dan mampu untuk mengembalikan, atau justru bila dilanjutkan justru dapat merugi perlu diambil keputusan," tuturnya.
Terkait holding BUMN, Aviliani setuju dengan langkah tersebut. Harapannya BUMN bisa bersinergi.
"Holding BUMN perlu dilanjutkan agar sesama perusahaan BUMN tidak saling bersaing, tetapi saling sinergi, berekosistem dan memberi nilai yang lebih besar," katanya.
(ara/fdl)











































