Ia menyebutkan, dengan bermunculannya berbagai e-commerce, contohnya Tokopedia, masyarakat Indonesia yang berada di kota-kota kecil punya kesempatan yang sama dalam memulai bisnis dengan masyarakat di kota-kota besar.
"Peluang bisnis itu dahulu hanya terjadi di kota-kota besar, atau hanya di Jakarta. Maka dengan platform digital harapannya bisa jadi solusi," kata William dalam Festival Transformasi 2019, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Baca juga: Berkat Internet Ibu-ibu Bisa Jadi Pengusaha |
a mengatakan, dengan kehadiran e-commerce, masyarakat yang tinggal di pedesaan pun bisa memulai bisnis dengan modal kecil. Ia memaparkan, dari total 6,5 juta pelapak di Indonesia, 86,5% di antaranya merupakan pengusaha baru.
"Tokopedia saat ini sudah 6,5 juta penjual. Menariknya 86,5% mereka itu belum punya bisnis sebelumnya. Jadi bisnis pertama mereka di Tokopedia, jadi mereka pengusaha baru. Seseorang dengan modal kecil bisa bangun bisnis. Dengan bisnisnya itu pun dia bisa bangun rumah. Jadi perekonomian Indonesia ini tak hanya bertumbuh cepat, tapi inklusif" terang William.
Selain membuka bisnis, dengan kehadiran platform-platform digital tersebut seluruh masyarakat di Indonesia, baik dari Aceh sampai Papua bisa membeli produk dengan harga yang sama.
"Platform ini bertujuan agar masyarakat bisa memulai bisnis dengan kesempatan yang sama seperti masyarakat di kota-kota besar, dan bisa membeli barang dengan harga yang sama. Walaupun dari kota kecil, mereka bisa memilih produk apa saja dengan harga yang sama di kota-kota besar. Jadi masyarakat dari Aceh sampai Papua punya peluang yang sama," paparnya.
William mengungkapkan, dengan laju pertumbuhan pebisnis baru di Tokopedia yang pesat, nilai transaksi Tokopedia kini berkontribusi 1,5% dari PDB Indonesia tahun 2019. Ia membeberkan, kini transaksi di Tokopedia per bulannya mencapai lebih dari Rp 14 triliun.
"Saat ini transaksi Tokopedia sudah di atas Rp Rp 14 triliun per bulan. Dan tahun kami memprediksi sebesar US$ 15,9 miliar atau Rp 222 triliun. Kontribusi kami terhadap perekonomian Indonesia sekitar 1,5%," jelas dia.
(dna/dna)