Kini Hong Kong telah jatuh ke dalam resesi pada kuartal ketiga tahun ini. Ekonomi Hong Kong melemah 3,2% sejak Juli hingga September. Perlambatan ekonomi ini jauh lebih buruk dari yang telah diperkirakan oleh para ekonom, membuat pemerintah menjadi pesimistis.
"Terus terang, tidak ada ruang untuk optimisme," kata Ketua Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dikutip dari CNN, Kamis (31/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kurang Bercinta Bisa Bikin Ekonomi Resesi? |
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Hong Kong berada pada tren yang meningkat sejak tahun lalu. Hong Kong dianggap cukup mampu untuk bertahan di tengah ekonomi global yang melambat dan ketegangan perdagangan AS-Cina, tetapi situasinya berbalik secara drastis karena dampak dari demo yang berkepanjangan.
"Banyak tekanan sekarang datang dari kerusuhan politik. Perang perdagangan itu sendiri akan menyebabkan pertumbuhan PDB Hong Kong melambat tetapi bukan kontraksi, sementara kerusuhan politik bisa," kata ekonom Oxford Economics yang berbasis di Hong Kong Tommy Wu.
Ekonom memperkirakan bahwa sepanjang tahun 2019 ini, Hong Kong akan kehilangan target pertumbuhan ekonomi tahunan mereka sebesar 0-1%, dan efek penurunan ekonomi ini dapat berlanjut hingga tahun depan.
"(PDB Hong Kong) kemungkinan besar akan jatuh ke dalam pertumbuhan negatif pada 2019 dan juga 2020. Saya tidak bisa melihat bagaimana protes (demo pro-demokrasi) bisa berakhir," kata ekonom untuk Greater China di ING Iris Pang.
"Risiko turunnya perkiraan ini signifikan. Jika kerusuhan politik berlanjut melampaui tahun ini, saya akan memperkirakan PDB tahun depan akan berkontraksi juga," jelasnya lagi.
(ara/ara)