Selain menjalani misi penyelidikan tentang perselingkuhan, Habibi dan tim juga bisa melayani jasa detektif untuk urusan bisnis. Dia pernah mendapatkan klien dari perusahaan yang memintanya untuk mencari bukti adanya tindak korupsi yang dilakukan pegawainya.
Ada juga misi yang datang dari seorang istri orang kaya. Dia diminta untuk mencari tahu aset-aset yang dimiliki suaminya namun disembunyikan dari istrinya.
Tarif yang dia pasang beragam, mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 70 juta. Tergantung dari tingkat kesulitan dan lamanya misi yang dijalaninya. Dalam sebulan dia menjalani belasan misi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dibilang detektif di pikiran saya seperti Sherlock Holmes. Saya hanya seperti bisnis intelijen," tuturnya.
Wanita yang ingin identitasnya dirahasiakan ini memang hanya menawarkan jasa pencarian informasi. Jasanya digunakan kebanyakan oleh konsultan maaupun perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Ternyata perusahaan-perusahaan asing itu jauh lebih mementingkan informasi tentang calon rekannya di Indonesia maupun pejabat-pejabat terkait yang berhubungan dengan investasinya di Indonesia, ketimbang regulasi perizinan.
"Misalnya ada calon investor asing mau tanam modal di sini, mereka ingin tahu. Misalnya pemerintah lelang proyek tol, atau pabrik pupuk, ada kasus korupsi yang melibatkan rekanya. Nah mereka ini kan nggak punya akses khusus untuk dapat informasi. Sementara yang ada di media kan hanya di permukaan, mereka ingin tahu di balik cerita itu ada siapa," tuturnya.
Kebanyakan dari kliennya meminta untuk mengumpulkan informasi sedetil mungkin tentang perusahaan rekanannya. Mulai dari rekam jejak perusahaan hingga informasi direksinya, apakah pernah tersandung kasus, siapa orang di belakangnya. Bahkan informasi pribadi, seperti apakah direksi perusahaannya punya perilaku menyimpang seperti pedofil.
Tak hanya itu, dia beberapa kali diminta untuk mengulik regulasi yang berkaitan dengan bisnis kliennya. Seperti misalnya alasan dan tujuan pemerintah mengeluarkan kebijakan itu.
Kunci kesuksesan Black Widow menjalani misinya adalah jaringan yang luas. Pekerjaannya saat ini memang membuat dia memiliki kelebihan untuk bisa memiliki jaringan yang luas. Mulai dari perusahaan-perusahaan besar hingga sumber-sumber di kementerian dan lembaga pemerintahan.
"Bisnis ini basic-nya adalah kepercayaan. Dalam membuat laporan saya menyembunyikan identitas sumber saya. Ya intinya klien saya harus percaya dengan saya," tuturnya.
Black Widow menjalani bisnis sampingannya itu sejak 2013. Saat itu ada konsultan bisnis dari Singapura yang meminta untuk dicarikan sosok yang bisa mencari informasi. Konsultan bisnis itu mendapatkan kontaknya dari jejaring sosial linkedIn.
"Saya tidak pernah menawarkan jasa ini. Sampai saat ini banyak investor yang tiba-tiba email. Bahkan banyak klien saya yang sampai saat ini belum pernah bertemu," ujarnya.
Berkat ketepatannya dalam menggali informasi, Black Widow mendapatkan klien berkat rekomendasi dari klienya yang lain. Sekali mengirimkan laporan dia bisa dibayar hingga ribuan dolar AS. (das/zlf)