Bak di Film, Begini Cara Kerja Detektif Swasta di Indonesia

Lipsus Kasak-kusuk Detektif Swasta

Bak di Film, Begini Cara Kerja Detektif Swasta di Indonesia

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 03 Nov 2019 12:37 WIB
Halaman ke 1 dari 3
1.

Bak di Film, Begini Cara Kerja Detektif Swasta di Indonesia

Bak di Film, Begini Cara Kerja Detektif Swasta di Indonesia
Foto: Angies List
Jakarta -
Detektif swasta, sebuah profesi yang benar ada di kehidupan nyata. Cara kerja mereka juga mirip dengan cerita detektif di film yakni melakukan penyelidikan dengan berbagai cara hingga teka-teki terpecahkan.

Untuk menemukan para penyedia jasa detektif swasta cukup sebenarnya cukup mudah. Sebab mereka kini juga mulai menawarkan jasanya di media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Kebanyakan dari jasa yang ditemukan menawarkan penyelidikan kasus perselingkuhan. Ternyata jasa seperti itu cukup banyak yang mencari. Terbukti dari banyaknya pelaku yang menawarkan jasa tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya adalah Habibi, dia sudah menjalani profesinya selama hampir 5 tahun. Dalam 2 tahun belakangan ini, dia menggeluti profesinya cukup serius.

Dia membentuk tim, mulai dari tim yang terjun di lapangan, tim khusus IT yang mem-back up melalui jejaring internet bahkan untuk meretas sebuah sistem keamanan, hingga tim marketing untuk promosi jasanya.


Habibi juga menerima penyelidikan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dia membangun jaringan dengan beberapa pihak di wilayah yang mau menjadi koordinatornya.

Lalu bagaimana cara kerjanya?

Habibi menjelaskan untuk tahapan awal tergantung kasus yang akan dijalani. Jika tujuannya untuk mencari bukti perselingkuhan yang dilakukan pasangannya, Habibi meminta informasi awal tentang kebiasaan targetnya.

"Biasanya yang datang terkait perselingkuhan pasti sudah ada kecurigaan, ada indikasi terlebih dahulu. Nah kita minta informasi keseharian targetnya seperti apa. Kerja di mana. Atau kalau sudah ketahuan, dan tengah mencari bukti, kita minta informasi kemana saja dia mainnya," terangnya kepada detikcom.

Informasi awal itu juga untuk menentukan tarif. Maklum, jasa seperti ini tidak ada tarif yang pasti. Habibi hanya memperhitungkan biaya operasional selama dia dan timnya melakukan penyelidikan. Untuk awal dia menghitung biaya operasional untuk 1 minggu.

"Kita hitung untuk beroperasi untuk penyelidikan awal 7 hari. Waktunya memang nggak tentu sampai misinya berhasil. Tapi pernah 1 hari kita sudah dapat bukti dia selingkuh, kadang bisa satu bulan," ujarnya.
Penghitungan penyelidikan awal 1 minggu menurutnya waktu yang paling ideal. Sebab dia berpandangan, bahwa orang yang berselingkuh pasti paling lama tidak ketemu hanya 1 minggu.

"Karena berdasarkan libidonya ya menurut saya. Makanya kadang kita kondisikan juga sama klien. Kita minta misalnya si istri supaya jangan kasih dia jatah Atau kasih suaminya makan-makanan yang bisa meningkatkan libido. Jadi dia nggak tahan untuk tidak ketemu," tuturnya.

Setelah informasi awal didapat, Habibi dan tim mulai membuntuti targetnya. Untuk dapat mengetahui kemana saja targetnya pergi, Habibi tak segan menggunakan alat pelacak GPS yang dia tempelkan di kendaraan targetnya. Alat GPS yang dia gunakan berbentuk kotak kecil yang dilengkapi dengan perekat.

Seperti dalam film detektif, alat GPS itu dia tempelkan ke kendaraan target secara diam-diam saat targetnya lengah. Meskipun sering kali juga dibantu oleh orang terdekat target untuk menempatkan alat tersebut.

Saat membuntuti target, Habibi dan timnya menggunakan kendaraan baik mobil maupun motor. Kendaraan yang dia gunakan setiap harinya berbeda untuk menghindari kecurigaan targetnya. Untuk kendaraan Habibi sewa di rental mobil.

"Saat membuntuti kita pakai mobil dan motor. Karena kalau pakai mobil saja takut ketinggalan, kalau pakai motor saja nanti dia masuk tol kita kehilangan. Jadi pakai dua kendaraan," ujarnya.

Habibi dan tim juga sudah terbiasa untuk membaca gelagat targetnya saat dibuntuti. Biasanya jika target sudah merasa diikuti, target itu sering berhenti atau tiba-tiba belok ke jalan yang tidak biasa. Dalam kondisi seperti itu, biasanya Habibi menerjunkan tim yang lain.

Selain GPS, Habibi juga menggunakan peralatan lainnya seperti teropong, kamera profesional, kamera kecil, smartphone, bahkan sampai alat canggih seperti kamera tersembunyi dalam kacamata maupun pena.

Selain mencari tahu kebiasaan targetnya, Habibi juga mengumpulkan informasi dari selingkuhan si target. Mereka membuntuti hingga kebiasaan si target dan selingkuhannya bertemu.

Jika mereka bertemu di sebuah hotel, giliran tim IT-nya yang bekerja. Tim IT akan berusaha menembus jaringan CCTV hotel.

Setelah semuanya sudah jelas, namun belum mendapatkan bukti. Habibi dan timnya mengatur skenario agar bisa mendapatkan bukti foto dan video saat target dan selingkuhannya bertemu.

"Karena kalau untuk perceraian butuh bukti yang kongkrit. Bahkan kadang ada klien yang ingin dia yang pergoki sendiri. Nanti dia dan pengacaranya yang foto saat digrebek. Saat kejadian itu, tim kita sudah pergi tidak ada ditempat, untuk berhati-hati," tuturnya.

Selain menjalani misi penyelidikan tentang perselingkuhan, Habibi dan tim juga bisa melayani jasa detektif untuk urusan bisnis. Dia pernah mendapatkan klien dari perusahaan yang memintanya untuk mencari bukti adanya tindak korupsi yang dilakukan pegawainya.

Ada juga misi yang datang dari seorang istri orang kaya. Dia diminta untuk mencari tahu aset-aset yang dimiliki suaminya namun disembunyikan dari istrinya.

Untuk menjalani misi seperti itu, Habibi memanfaatkan jaringannya di instansi-instansi yang bisa mendukung penyelidikannya. Jaringannya cukup luas, bahkan dia memiliki informan di instansi penting hingga perbankan.

Hide Ads