Biasanya mereka yang menjalani profesi ini bergerak secara diam-diam. Mereka menyembunyikan identitas asli dirinya.
Seperti, salah satu narasumber detikcom yang mau ditulis namanya sebagai Black Widow. Dia adalah seorang penyedia jasa intelijen khusus untuk investor asing.
"Kalau dibilang detektif di pikiran saya seperti Sherlock Holmes. Saya hanya seperti bisnis intelijen," tuturnya.
Wanita yang ingin identitasnya dirahasiakan ini memang hanya menawarkan jasa pencarian informasi. Jasanya digunakan kebanyakan oleh konsultan maupun perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Ternyata perusahaan-perusahaan asing itu jauh lebih mementingkan informasi tentang calon rekannya di Indonesia maupun pejabat-pejabat terkait yang berhubungan dengan investasinya di Indonesia, ketimbang regulasi perizinan.
"Misalnya ada calon investor asing mau menanam modal di sini, mereka ingin tahu. Misalnya pemerintah lelang proyek tol, atau pabrik pupuk, ada kasus korupsi yang melibatkan rekanya. Nah mereka ini kan nggak punya akses khusus untuk dapat informasi. Sementara yang ada di media kan hanya di permukaan, mereka ingin tahu di balik cerita itu ada siapa," tuturnya.
Kebanyakan dari kliennya meminta untuk mengumpulkan informasi sedetail mungkin tentang perusahaan rekanannya. Mulai dari rekam jejak perusahaan hingga informasi direksinya, apakah pernah tersandung kasus, siapa orang di belakangnya. Bahkan informasi pribadi, seperti apakah direksi perusahaannya punya perilaku menyimpang seperti pedofil.