Biar Nggak Tertipu Diskon Abal-abal di Harbolnas, Baca Tips Ini

Biar Nggak Tertipu Diskon Abal-abal di Harbolnas, Baca Tips Ini

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 07 Nov 2019 16:52 WIB
1.

Biar Nggak Tertipu Diskon Abal-abal di Harbolnas, Baca Tips Ini

Biar Nggak Tertipu Diskon Abal-abal di Harbolnas, Baca Tips Ini
Foto: Vadhia Lidyana/detikFinance
Jakarta - Harbolnas 2019 sudah semakin dekat. Diskon besar-besaran hingga 90% sudah menanti para penggila belanja online.

Namun, detikers harus tahu cara menghindari diskon-diskon fiktif yang rentan terjadi di pesta belanja online. Perlu diketahui, diskon fiktif adalah penggelembungan harga produk dari harga asli, baru diberikan diskon.

Bagaimana caranya menghindari diskon fiktif tersebut? Baca selengkapnya di sini:

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung mengatakan, cara jitu dalam menghindari diskon palsu adalah antisipasi. Ia membeberkan, ada dua kategori pembeli dalam platform online, yaitu pembeli terencana dengan pembeli impuls.

"Tipsnya untuk mengetahui diskon palsu sebenarnya yang paling benar adalah antisipasi. Antisipasi itu bagaimana? Biasanya orang beli barang ada yang terencana, ada yang impuls. Jadi dia melihat 'oh ini bagus, ya sudah beli deh'," jelas pria yang akrab disapa Untung tersebut, di Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Menurutnya, pembeli terencana lebih mudah untuk melakukan antisipasi dalam menghadapi diskon fiktif. Pembeli terencana itu bisa mengetahui apa barang yang mau dibelinya nanti ketika pesta diskon. Sehingga, ia bisa mengetahui harga pasaran produk incarannya dan membandingkannya ketika ada pesta diskon.

"Pertama yang terencana. Barang yang sudah kita incar dari lama, tapi belinya tunggu saat diskon. Kita sudah print screen dulu, harganya berapa, dan disimpan. Nanti saat Harbolnas kita lihat harganya berapa," kata Untung.

Sehingga, ia bisa mengetahui ketika pelapak melambungkan harga produ tersebut ketika pesta diskon atau tidak. Namun, pembeli harus berhati-hati membandingkan harga utamanya untuk barang impor. Pasalnya, harga barang impor fluktuatif karena berdasarkan kurs.

"Jadi kalau dilambungkan kita tahu harga aslinya segitu kok. Tapi harus ada toleransi. Kalau naik-naik sedikit itu bisa jadi karena kurs, terutama barang impor. Tapi kalau harganya naik di atas 20% sepertinya itu sudah permainan," imbuh dia.

Sedangkan, untuk pembeli impuls dapat melakukan perbandingan harga produk dengan toko lain atau platform lain untuk menghindari diskon fiktif. Sehingga, ketika ada perbedaan yang signifikan sebaiknya tak membeli di toko pilihannya tersebut.

"Kalau impuls itu tipsnya adalah bandingkan dengan toko lain. Harga pasarannya berapa sih? Kalau perlu bandingkan dengan platform lain. Begitu agak aneh kita tahu," papar Untung.

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung meminta pembeli juga harus berani mengedukasi penjual. Jika sang penjual terbukti memberi diskon fiktif, maka pembeli bisa memberikan review negatif sehingga penjual itu jera.

"Kita juga mengajak konsumen untuk mengedukasi pedagang. Dengan cara kalau ada yang aneh begitu jangan dibeli. Kalau perlu tulis review yang negatif, supaya pedagang juga belajar. Sekarang kan kekuatan atau yang pegang kendali bukan lagi brand owner, tapi konsumen. Dengan adanya sosial media dan segala macam, itu yang harus dimanfaatkan," beber dia.

Namun, pembeli pun harus berhati-hati dalam memberikan ulasan negatif bagi penjual yang memberikan diskon fiktif. Sang pembeli harus punya bukti konkrit sehingga tak dituntut sang penjual.

"Gimana sih caranya supaya nggak dituntut? Yang tadi buktinya harus benar dan sebisa mungkin dahulukan komunikasi langsung," sebutnya.


Dalam gelaran Harbolnas 2019 ini, idEA juga menyediakan email khusus bagi pembeli jika ia terpapar diskon fiktif. Tetapi, ia mengarahkan jika para pembeli mengalami hal tersebut, maka langkah pertama yang harus diambil adalah memberikan notifikasi keberatan dengan bukti akurat terhadap platform tersebut.

Jika langkah tersebut tak membuahkan hasil, maka pembeli bisa mengirimkan notifikasi ke idEA melalui email event@idea.or.id.

"Tahun ini kita akan tambah poin yaitu kita akan buat satu email di mana ketika konsumen mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dengan platform, kita dorong mereka menyelesaikan dengan platform dulu. Kalau tak selesai-selesai bisa email ke kita, nanti kita akan bantu," jelas Untung.

Namun, apabila melalui bantuan idEA tak membuahkan itikad baik dari platform atau penjual yang melakukan penyelewengan dalam Harbolnas, maka idEA akan menerbitkan daftar platform/penjual yang menyeleweng itu.

"Kalau sudah masuk ke kita tapi tak juga selesai maka kita akan bikin list-nya, entah pedagang atau platform. Jadi ini hukuman sosial, karena ini bisnis reputasi. Kalau reputasi rusak maka selesai sudah," tandas dia.

Hide Ads