Apa kata Yusril?
"Jadi di berbagai media selalu dikatakan bahwa utang kepada Garuda akan diubah menjadi saham. Sebenarnya praktis tidak ada utang Sriwijaya kepada Garuda. Utang itu ada pada Pertamina, pada bank BUMN dan GMF," katanya di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jakarta, Kamis (7/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusril pun mempertanyakan apakah utang itu terkait dengan kerja sama yang dibangun antara Garuda dan Sriwijaya. Dalam kerja sama manajemen Garuda dan Sriwijaya, Yusril mengatakan, Garuda mematok management fee 5% dan pembagian keuntungan (sharing profit) 65%.
"Apakah utang kepada Sriwijaya itu adalah utang manajemen fee tadi, yang 5% dan kentungan yang 65% itu tidak bisa dibayar dengan kondisi perusahaan seperti sekarang. Tetapi kalau utang ditetapkan manajemen fee dan profit sharing seperti itu, dianggap sebagai utang sebenarnya utang yang diciptakan oleh manajemen Garuda sendiri. Itu agak susah untuk bisa kami terima," jelasnya.
Lanjut Yusril, kerja sama dibangun supaya Sriwijaya mampu melunasi utang-utangnya. Namun, kerja sama ini dianggap merugikan Sriwijaya karena bebannya bertambah.
Soal besaran utang Sriwijaya ke Garuda Grup, Yusril meminta agar ditanyakan ke manajemen.
"Saya tidak tahu persis angkanya itu berapa, tidak tahu saya. Itu mesti tanya ke manajemen," tutupnya.
(eds/eds)