Demikian hasil riset UBS's 2019 Billionaire Insights yang dikutip CNBC, seperti dilansir Senin (11/11/2019).
Dalam jangka lima tahun terakhir, jumlah kekayaan mereka juga tumbuh 34,5% menjadi US$ 8,5 triliun atau sekitar Rp 119 kuadriliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang super kaya Amerika Serikat (AS) tidak mengalami penurunan harta kekayaan karena dibantu oleh penguatan nilai tukar dolar AS. Saat ini ada 749 miliuner dengan harta US$ 3,6 triliun di Negeri Paman Sam.
Asia Pasifik masih menjadi pemenang jumlah miliuner terbanyak, ada sekitar 745 berasal dari sini. Namun jumlah kekayaannya hanya US$ 2,5 triliun.
Dari jumlah itu, sebanyak 43% berasal dari China. Sisanya ada India 14%, Hong Kong 9%, dan Jepang 4%.
Populasi orang super tajir di Uni Eropa, Afrika, dan Timur Tengah turun 5% menjadi 598 orang. Total kekayaannya mencapai US$ 2,4 triliun.
(ang/fdl)