Perjalanan Ahok, dari Kontraktor Tambang hingga Calon Bos BUMN

Perjalanan Ahok, dari Kontraktor Tambang hingga Calon Bos BUMN

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 14 Nov 2019 07:05 WIB
Perjalanan Ahok, dari Kontraktor Tambang hingga Calon Bos BUMN
Foto: Ahok di vlog terbaru (Youtube Panggil Saya BTP)
Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kemarin mendatangi kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat. Ahok bertemu langsung dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Eks Gubernur DKI Jakarta itu diajak masuk BUMN dan menyatakan siap.

Ahok sendiri sudah malang melintang di dunia bisnis dan perpolitikan. Puncaknya dia menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai Presiden.

detikcom mengutip perjalanan karir Ahok dari situs ahok.org. Bagaimana kiprah pria kelahiran Manggar, Belitung Timur pada 29 Juni 1966 itu?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok menempuh pendidikan Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi di Universitas Trisakti. Setelah mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi (Insiyur geologi) pada 1989, Basuki pulang kampung dan menetap di Belitung.

Di kota kelahirannya, Ahok mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah. Dirinya menyadari untuk menjadi pengelolah mineral, selain diperlukan modal (investor) juga dibutuhkan manajemen yang profesional.

Atas dasar itu, Ahok memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Setelah mendapat gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM), Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta. Itu adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Dia menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.

Singkatnya Ahok kemudian memutuskan pulang kampung. Pada 1992, dia mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995.

Pada 1994 dia didukung oleh seorang tokoh pejuang kemerdekaan alm Wasidewo untuk membangun pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan memamfaatkan teknologi Amerika dan Jerman.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>

Jadi Gubernur DKI

Foto: Vlog Ahok (Youtube Panggil Saya BTP)
Pada tahun 1995, Ahok sebagai pengusaha mengalami pahitnya berhadapan dengan politik dan birokrasi yang korup. Pabrik Ahok ditutup karena melawan kesewenang-wenangan pejabat. Hal itu membuatnya sempat ingin pergi dari Indonesia, tetapi ditolak oleh sang ayah yang meyakini satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk memperjuangkan nasib mereka.

Singkatnya, Ahok memutuskan terjun ke politik di tahun 2003. Langkah awalnya adalah bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB). Berikutnya pada pemilu 2004 dia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.

Setelah 7 bulan menjadi DPRD, banyak dukungan untuk Ahok menjadi bupati. Mengantongi suara 37,13%, akhirnya dirinya menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.

Namun pada pemilu legislative 2009, Ahok mencalonkan diri sebagai caleg dari Golkar. Dia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan memperoleh kursi DPR.

Loncat ke 2012, nama Ahok dipilih Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang diusung PDI-P dan Gerindra. Akhirnya pasangan Jokowi-Basuki ditetapkan sebagai pemenang dan dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.

Pendek cerita, Jokowi menjadi Presiden periode 2014-2019. Akhirnya Ahok mengisi kursi kepemimpinan Jakarta sebagai Gubernur. Tak lama setelah itu, Ahok tersandung kasus penistaan agama sehingga harus menjalani masa tahanan hingga bebas pada awal 2019 ini.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>

Calon Bos BUMN

Foto: detik
Ahok mengatakan bahwa ia diminta untuk memimpin salah satu BUMN. Namun, ia belum mengetahui pasti jabatan apa yang ditawarkan.

"Intinya kita bicara soal BUMN dan saya mau dilibatkan menjadi salah satu (peringgi) BUMN. Gitu aja. Jabatannya apa BUMN mana saya nggak tahu, mesti tanya ke pak menteri. Itu aja sih," ujar Ahok di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2019).

Ia mengatakan bahwa penugasannya di BUMN dalam waktu dekat.

"Saya nggak tahu, mungkin Desember atau November saya nggak tahu. Tanya ke pak menteri. Saya cuma diajak untuk masuk ke dalam salah satu BUMN," tuturnya.

Ia pun bersedia jika ditugaskan di salah satu BUMN.

"Saya kalau buat negara untuk bangsa ya saya mesti bersedia," katanya.

"Saya nggak tahu, saya apa aja juga boleh yang penting bantu negara," tambahnya.


Halaman 2 dari 3
(toy/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads