Tantangan Pengembangan SDM di Ujung Utara Indonesia

Tantangan Pengembangan SDM di Ujung Utara Indonesia

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 18 Nov 2019 11:23 WIB
Halaman ke 1 dari 2
1.

Tantangan Pengembangan SDM di Ujung Utara Indonesia

Tantangan Pengembangan SDM di Ujung Utara Indonesia
Pulau Miangas Foto: Muhammad Ridho
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia perlu melakukan perombakan besar-besaran mengenai kualitas sumber daya manusia (SDM). Tujuannya agar mampu menguasai ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan yang merupakan kunci dari peningkatan daya saing.

Upaya itu, tentu saja berlaku untuk masyarakat di seluruh wilayah Indonesia termasuk wilayah terluar, terdepan dan terpencil.

Upaya Jokowi terbilang tak mudah. Ambil contoh saja seperti di Miangas. Miangas merupakan wilayah perbatasan Indonesia-Filipina yang letaknya 400 km dari Indonesia dan hanya 50 km dari Filipina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Miangas, pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan Filipina, para guru mesti menyeberang pulau selama kurang lebih 8 jam untuk sekadar melakukan update Data Pokok Pendidikan (Dapodik) via internet. Kondisi itu makin sulit karena tidak setiap hari jadwal kapal tersedia.

Belum lagi nanti apabila sekolah di Miangas harus mengadakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) yang diterapkan secara merata di seluruh Indonesia.

Ini tentunya menyulitkan para siswa yang ingin mengikuti ujian pada Maret 2020 mendatang.

Untuk itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah salah satunya seperti yang dilakukan Kementerian Perhubungan telah membangun infrastruktur bandara perintis. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk meningkatkan akses masyarakat.

Swasta Terlibat
Bukan hanya pemerintah, pihak swasta juga ikut terlibat untuk mendukung target Jokowi mengembangkan sumber daya manusia lewat pendidikan. Salah satunya adalah jaringan internet. Kehadiran internet di salah satu pulau terluar Indonesia ini terbilang sangat penting karena dapat menunjang kebutuhan akan data dan informasi serta dipercaya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.

Salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan internet di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia adalah dengan menggunakan internet satelit, pengganti jaringan terrestrial yang sulit untuk masuk ke wilayah tersebut.

SMAN 1 Tanimbar Selatan, Maluku Barat Daya, Maluku, menjadi salah satu sekolah yang telah menggunakan Ubiqu-solusi internet satelit dari PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN)-sejak 2018.

Buka halaman selanjutnya>>>>
Menurut Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Tanimbar Selatan Rudolf Lamers, sejak penggunaan Ubiqu, kegiatan UNBK dan tugas-tugas sekolah yang membutuhkan bantuan internet menjadi lebih lancar.

"Awalnya pada 2018 kami menggunakan Ubiqu untuk kegiatan UNBK. Hasilnya, lebih dari 300 siswa dan siswi SMAN 1 Tanimbar Selatan dapat mengikuti ujian berbasis komputer dengan baik," kata Rudolf.

Tak hanya UNBK, internet satelit Ubiqu juga dimanfaatkan untuk aktivitas siswa lainnya seperti penyelesaian tugas yang membutuhkan bantuan internet serta mencari tahu pelajaran dengan internet.
Ubiqu juga digunakan oleh para guru untuk mengirimkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sebagai suatu bentuk realisasi pendataan sekolah dengan skala nasional terpadu.

Rudolf menjelaskan, di sekitar Kabupaten Tanimbar, hanya ada beberapa sekolah yang terpasang layanan internet cepat. Karena itu, ketika ingin menghadapi ujian nasional yang saat ini secara serentak menggunakan internet, sekolah-sekolah lain yang tidak memiliki sambungan internet akan menumpang ke SMAN 1 Tanimbar Selatan.

"Di masa sekarang, internet adalah suatu kebutuhan, bukan lagi keperluan tersier yang mungkin tidak terpikirkan jika kita balik ke masa lalu. Di wilayah yang sulit terjangkau oleh jaringan terestrial, tentunya internet yang mudah didapatkan ketika langsung dihadapkan ke langit seperti Ubiqu ini menjadi tawaran menarik buat kami yang merupakan institusi pendidikan," jelas Rudolf.
Hide Ads