Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan, kedua negara sudah berkomitmen untuk mendorong nilai perdagangan.
"Iya Indonesia sama Amerika mempunyai rencana meningkatkan nilai perdagangan kita dari US$ 30 miliar saat ini menjadi US$ 50 miliar dan menuju US$ 60 miliar dalam 5 tahun ke depan," kata dia di JW Marriott Hotel, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya banyak peluang yang bisa dilakukan antara Indonesia dan Amerika dalam mencapai target nilai perdagangan tersebut.
"Jadi jangan lihat hanya GSP-nya yang nilainya katakanlah 2 jutaan. Tapi opportunity yang lainnya banyak kesempatan yang bisa kita lakukan dengan Amerika, kesempatan untuk suplai produk-produk Indonesia yang lainnya," jelasnya.
Beberapa produk yang digenjot adalah tekstil dan furnitur. Nantinya Indonesia akan mengimpor lebih banyak bahan baku dari AS dengan tujuan Indonesia bisa mengeskpor barang jadi lebih banyak ke AS.
"Jadi kita akan mengimpor beberapa produk dari Amerika tapi at the sometime kita juga akan re-ekspor ke sana dalam bentuk yang lebih tinggi nilainya. Katun diubah menjadi tekstil dan tekstil diubah menjadi garmen. Furnitur contohnya juga ini kesempatan yang perlu kita masuki pasar di sana," tambahnya.
(toy/zlf)