Lahan Parkir Cetak Puluhan Juta Rupiah hingga Buka Lapangan Kerja

Lahan Parkir Cetak Puluhan Juta Rupiah hingga Buka Lapangan Kerja

Hendra Kusuma - detikFinance
Senin, 25 Nov 2019 06:18 WIB
1.

Lahan Parkir Cetak Puluhan Juta Rupiah hingga Buka Lapangan Kerja

Lahan Parkir Cetak Puluhan Juta Rupiah hingga Buka Lapangan Kerja
Foto: Rizki Pratama
Jakarta - Tidak ada yang menduga jika pekerjaan sebagai tukang parkir bisa membuat seseorang menjadi tajir melintir bahkan mampu menciptakan lapangan kerja. Profesi ini selalu dipandang sebelah mata.

Padahal, jika ditekuni dengan baik bisnis parkir menghasilkan uang banyak bahkan bisa menciptakan lapangan kerja.

Hal itu terbukti pada salah satu tukang parkir di pasar lama, Kota Tangerang yang kini bisa mempekerjakan beberapa kerabatnya dari lahan parkir yang dikelolanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisnis parkir sendiri sekarang ada dua jenis, yang di pinggir jalan dan di dalam gedung. Keduanya memiliki potensi besar dalam mengumpulkan uang.

Penasaran seberapa besar putaran uang di lahan parkir dan seberapa besar penghasilan tukang parkir? Simak selengkapnya di sini:

Buka halaman berikutnya>>>


detikcom pun beberapa waktu lalu mendapat kesempatan menyambangi beberapa pengelola bisnis parkir, baik yang resmi maupu tidak resmi. Mulai dari yang di dalam gedung maupun yang berada di pinggir jalan.

Direktur Utama PT Panca Karya Putra Griya Tama, Ganyong menyebut potensi parkir memang besar. Perusahaannya yang mengelola lahan parkir di salah satu pasar di Tangerang ini bisa mendulang cuan besar setiap bulan. Ganyong mengaku perusahaannya bisa meraup omzet Rp 3 juta tiap hari atau rata-rata Rp 90 juta sebulan.

Menurut Ganyong, lahan parkir yang dikelolanya ini mampu menghasilkan pendapatan sekitar Rp 3 juta setiap harinya atau Rp 90 juta setiap bulan. Hasil yang didapatnya ini bisa lebih besar jika sistem parkiran yang diterapkan lebih baik lagi.

"Kita di sini retribusi tarif parkirnya yang paling rendah, kita di flat, motor itu mau dua hari, satu jam, dia mau nitip motor tetap Rp 2.000, sama begitu pun mobil flat Rp 3.000, becak juga, becak Rp 1.000 perak itu pun yang bawa barang, kalau yang nggak bawa barang ya misi (permisi/gratis) aja," kata dia kepada detikcom.

Sementara itu, Abuy, memiliki lahan parkir khusus motor di pasar lama, Kota Tangerang. Pasar ini dalam lima tahun terakhir menjadi pusat kuliner di Tangerang dan mulai banyak digandrungi oleh semua kalangan.

Abui mengaku setiap harinya bisa mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 500 ribu. Sehingga jika dijumlahkan selama satu bulan penghasilannya mencapai Rp 15 juta.

Menurut Abuy, penghasilan yang didapatnya ini sudah termasuk dari retribusi yang sudah disetorkan kepada Dinas Perhubungan Kota Tangerang. Tarif yang diberlakukannya pun seikhlasnya, namun biasanya paling rendah sebesar Rp 2.000.

Tidak hanya itu, dari lahan parkir juga bisa menciptakan lapangan kerja. Abuy mengaku bahwa banyak kerabat di tempat tinggalnya yang kini ikut bekerja mengelola lahan parkir. Dalam satu malam, terkadang bisa diperbantukan tiga sampai lima orang temannya.

Abuy mengaku bahwa bisnis parkiran saat ini memberikan keuntungan yang besar serta bisa menciptakan lapangan kerja bagi kerabatnya yang selama ini menganggur.

"Pokoknya barokah bro," tegas dia.

Perputaran uang di atas lahan parkir pun masih akan menjanjikan seiring dengan kebiasaan masyarakat yang memilih kendaraan pribadi dibandingkan moda transportasi umum.

Chief Executive Officer (CEO) PT Integrated Service Solutions (ISS) Indonesia, Elisa Lumbantoruan menilai bahwa potensi besar bisnis parkiran di Indonesia masih besar dan selama 10 tahun ke depan.

Dia menyadari bahwa Pemerintah saat ini sedang mempercepat pembangunan moda transportasi mulai dari darat, berbasis rel, lau, maupun udara agar daerah satu dengan yang lainnya terkoneksi dengan baik.

"Kalau selama orang masih menggunakan kendaraan pribadi maka bisnis parkiran itu bagus. Jadi untuk kondisi Indonesia terutama kota besar saya melihat 10 tahun ke depan masih bagus," jelas Elisa.

Bisa dibilang risiko yang ditanggung tukang parkir pinggir jalan tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatnya. Apalagi jika tarif yang diberlakukan adalah flat.

Seperti Abuy, salah satu juru parkir di pasar lama Kota Tangerang, dia mengaku sudah menjalankan profesinya selama puluhan tahun sejak 1995. Dari awal lapaknya sepi kini menjadi ramai.

"Banyak kejadian, tapi rata-rata helm hilang sama motor ketinggalan saja," kata Abuy kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Abuy menceritakan pernah dibawa ke kantor polisi lantaran adanya laporan kehilangan motor yang berada di lahan parkirnya. Awalnya dia takut namun setelah dijelaskan, pihak Polres Kota Tangerang pun berterima kasih lantaran sudah melakukan tindakan yang tepat.

"Banyak kejadian, tapi rata-rata helm hilang sama motor ketinggalan saja," kata Abuy kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Abuy menceritakan pernah dibawa ke kantor polisi lantaran adanya laporan kehilangan motor yang berada di lahan parkirnya. Awalnya dia takut namun setelah dijelaskan, pihak Polres Kota Tangerang pun berterima kasih lantaran sudah melakukan tindakan yang tepat.

Kejadian motor ketinggalan pun membuat Abuy harus menerima semprotan dari sang istri. Sebab, kejadian tersebut membuat dirinya pulang lebih lama dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Setelah di kantor Polisi, Abuy pun berpesan kepada sang pemiliki motor.

"Kita mah tempat parkir bukan tempat penitipan, abang bayar berapa duit sampai nyusahin orang, paling juga Rp 2.000 jangan nyusahin orang," jelas dia.

Hide Ads