Jokowi Punya Stafsus Milenial, Apa Dampaknya Buat Ekonomi RI?

Jokowi Punya Stafsus Milenial, Apa Dampaknya Buat Ekonomi RI?

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 26 Nov 2019 11:02 WIB
Foto: Fuad Hasim
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan 12 orang staf khusus barunya pada akhir pekan lalu. Pengumuman para staf khusus tersebut mengejutkan banyak orang mengingat tujuh di antara mereka memiliki usia yang cukup muda untuk lingkungan istana.

Umumnya mereka disebut sebagai perwakilan dari para generasi milenial. Dengan latar belakang para staf khusus milenial ini sebagai pengusaha kreatif, apa dampak yang bisa dirasakan nantinya dengan kehadiran mereka?

Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai para staf khusus tersebut bisa membantu Jokowi dalam mendorong inovasi dalam mengambil keputusan. Prestasi mereka pada bidang usaha yang telah dijalani sebelumnya diharapkan bisa dibuktikan pada level negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dilihat kapasitasnya, yang kapasitasnya mumpuni bisa bawa pengaruh besar. Mereka sebelumnya kan sukses di perusahaan. Tapi yang dikerjakan sekarang adalah untuk publik sehingga ada perbedaan tajam antara bisnis dan negara," kata Trubus saat dihubungi Selasa (26/11/2019).


Para staf khusus tersebut diharapkan bisa bersinergi dengan para pengambil keputusan di level kementerian/lembaga (K/L) sebagai penyambung lidah rakyat. Sinergi menjadi penting karena para staf khusus tersebut tak bisa bekerja sendiri untuk memberikan dampak yang diinginkan, begitu pula sebaliknya para pengambil kebijakan juga harus bisa mendengarkan aspirasi dari para milenial tadi.

"Kalau bisa sinergi dengan baik, saya yakin akan ada banyak perubahan. Misalnya mengenai investasi. Investasi itu salah satu kesulitannya kan soal perizinan dan pengadaan tanah dan aturan yang tumpang tindih. Kalau mereka bisa bersinergi, itu bisa. Presiden dan wapres akan ikuti masukan itu," ujar Trubus.

Direktur Eksekutif Riset Core Indonesia, Piter Abdullah menilai kehadiran para staf khusus bisa berpengaruh jika kebijakan pada tingkatan makro bisa diimplementasikan dengan baik. Menurutnya, terobosan yang dihasilkan para perwakilan milenial di istana tak bakal punya pengaruh besar jika kebijakan di tingkat makro tidak berjalan dengan baik.

"Kalau hanya menempatkan staf khusus, apalagi ini orang-orang mikro semua. Persoalan kita itu bukan persoalan mikro, tapi makro. Mikro tidak bergerak karena makronya tidak kondusif," katanya.


Misalnya saja soal pencetakan wirausaha baru, tak bakal bisa terlaksana dengan baik jika kebijakan di level makro tak kondusif untuk kegiatan di level mikro. Contohnya pada penetapan suku bunga dan hal lainnya pada aturan investasi misalnya.

"Dunia usaha akan bisa berkembang dengan sangat baik dengan semua terobosan dan ide baru dari milenial, tapi kalau makro tidak diperbaiki ya percuma. Ide-ide dari milenial tadi akan terhambat," ucapnya.


(eds/dna)

Hide Ads