Lantas setelah bercerai bagaimana nasib utang Sriwijaya?
Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan bahwa utang tetap harus dilunasi. Hanya saja, Pikri menegaskan bahwa kini Sriwijaya sendiri yang akan menyelesaikan utangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kalau Swasta Jual Avtur, Garuda Mau Beli? |
Pikri menjelaskan bahwa Sriwijaya sedang melakukan restrukturisasi utang, alias upaya perbaikan pembayaran utang.
"Tetap utang-piutang kan mesti dilunasi, antar manajemen kan sudah ada perjanjian. Kewajiban para pihak sudah jelas, dia (Sriwijaya) kan udah punya restrukturisasi utang," ungkap Pikri ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).
Pikri juga menegaskan Sriwijaya juga berutang biaya operasional ke Garuda Maintenance Facilities (GMF). Namun dia enggan menjelaskan berapa jumlahnya dan bagaimana pembayarannya.
"Kalau ke kita hanya ke GMF, nggak ada ke Garuda utang dia," ungkap Pikri.
Sebelumnya, Garuda berencana menawarkan Sriwijaya membayar utang lewat skema konversi saham. Kabar terakhir, Garuda masih mendiskusikan hal ini.
"Itu yang lagi dalam diskusi, aku nggak bisa bilang, mereka mau atau mereka tidak mau, masih diskusi antar kita, Garuda, Sriwijaya, (Kementerian) BUMN sama BUMN yang lain," kata Ikhsan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (4/11/2019).
(ara/ara)