Lanjut Erick, direksi mesti memiliki akhlak baik karena jabatan yang diemban ialah amanah.
"Satu akhlak, karena ini kan amanah, mereka kan putra putri terbaik ketika dikasih kesempatan untuk memimpin ya mesti akhlaknya dulu yang baik," katanya di Pacific Place Jakarta Selatan, Rabu (4/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia tak ingin ada direksi memberikan kritik tapi 'nyinyir' tidak disampaikan langsung.
"Yang kedua penting sekali bahwa mereka itu punya loyalitas yang jelas kepada pemerintah, kepada presiden. Kalau mereka sendiri mengkritisi, tapi kerja di BUMN bukan berarti saya anti kritisi tapi harus dikritisi tapi langsung. Jangan lewat media. Kalau dia kerja di BUMN mengkritisi BUMN tapi lewat media itukan nggak etis. Orang cari makan di BUMN," paparnya.
"Itu kan dia ada teamwork di dalamnya apakah itu komisaris, direksi mereka harus duduk bersama cari solusi. Kalau mereka mengkritik berarti kritik diri sendiri yang tidak memberikan solusi. Nah kalau mereka nggak loyal ya udah nggak usah di BUMN jadi aja swasta," sambungnya.
Terakhir, dia tak ingin direksi merasa pintar tapi tak bisa bekerja sama. Erick mengatakan, hanya butuh direksi yang mau bekerjasama.
"Dan yang lain saya juga tidak mau direksi yang 'keminter' artinya akal-akalan. Saya nggak perlu orang pinter, tapi orang yang bisa solid, kerja sama, gotong royong supaya semua pinter," tutupnya.
(dna/dna)