Setidaknya ada 30 nama miliarder di seluruh Asia tercatat di dalam daftar tersebut. Melansir dari Forbes pada Rabu (4/12/2019), dari Indonesia sendiri setidaknya tercatat dua orang sebagai orang kaya paling dermawan.
Pendiri dan bos dari Triputra Group Theodore Permadi Rachmat atau yang lebih dikenal dengan TP Rachmat, sejak tahun 2018 telah menyumbangkan hampir US$ 5 juta atau sekitar Rp 70 miliar (dengan kurs Rp 14.000/dolar) untuk A&A Rachmat Compassionate Service Foundation miliknya. Yayasan ini mendukung peluang pendidikan, perawatan kesehatan dan panti asuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yayasan A&A Rachmat sendiri pertama kali dibentuk pada 1999 sebagai sebagai pemberi dana beasiswa, dan telah memberikan beasiswa kepada 21.000 penerima selama bertahun-tahun dengan jumlah sumbangan mencapai US$ 12,5 juta atau sekitar Rp 175 miliar. Dana ini diluncurkan untuk memastikan bahwa siswa tetap bersekolah dan belajar secara efektif dari tahap awal. Selain itu yayasan ini juga menyelenggarakan program pelatihan tahunan untuk guru sekolah dasar.
Kemudian pada 2005, yayasan ini berkembang menjadi layanan kesehatan, mendirikan klinik di daerah pedesaan dengan biaya perawatan kurang dari US$ 2 atau sekitar Rp 28.000 per kunjungan.
Selain TP Rachmat, Belinda dan Anderson Tanoto juga masuk dalam daftar orang kaya paling dermawan versi Forbes. Tanoto bersaudara ini berhasil masuk daftar filantropi versi Forbes melalui Tanoto Foundation.
Keluarga Tanoto tahun ini menyumbangkan dana sebesar US$ 16,7 juta atau sekitar Rp 233,8 miliar, naik 30% dari 2018, guna mendukung dan menyediakan pendidikan untuk semua kalangan dari anak usia dini hingga universitas.
Berdasarkan laporan dari Forbes, dari kedua bersaudara tersebut, Belinda Tanoto adalah yang paling aktif terlibat dalam yayasan dan berfokus terutama pada pengembangan anak usia dini. Yayasan mereka sejauh ini telah melatih 15.000 guru dan mendanai hampir 7.500 beasiswa universitas.
Sementara itu Anderson Tanoto dikabarkan Forbes kalau dia menyumbangkan sekitar seperlima waktunya untuk program pelatihan kepemimpinan yayasan dan dukungannya terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan PBB.
(zlf/zlf)